Ahok Tegur Dirut Pertamina soal Rencana Akuisisi Mobil Listrik Jerman
Rencana anak usaha PT Pertamina, Pertamina Power Indonesia (PPI), mengakuisisi pabrik mobil listrik asal Jerman mendapat kritikan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama. Ahok menilai akuisisi tersebut tidak memiliki basis valuasi yang kuat untuk direalisasikan.
Ahok menyarankan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik/Good Corporate Governance (GCG) dalam proses akuisisi.
"Harus proper dan GCG juga untuk bangun ekosistem mobil listrik dan tahu partnermu," kata Ahok kepada katadata.co.id, Rabu (24/11).
Proses akuisisi melalui Indonesia Battery Corporation alias IBC yang 25% sahamnya dimiliki oleh Pertamina. Pertamina telah mengajukan proposal kepada Dewan Komisaris untuk akuisisi pabrik mobil listrik, StreetScooter.
Perihal proses audit dalam rencana akuisisi ini, Ahok meminta agar hal tersebut ditanyakan kepada Nicke. "Bisa ke Direktur Utama saja," ujarnya.
Teguran Ahok atas rencana pembelian mobil listrik ini juga terekam dalam akun YouTube. "Narasinya apa? mesti beli mobil listrik di Jerman? supaya bisa masuk pasar Amerika, Cina, itu yang saya bilang hati-hati," ujarnya seperti dikutip dari channel Youtubenya.
Ahok menilai jika tujuan akuisisi tersebut untuk memperluas pasar di Amerika dan Cina, maka rencana tersebut sangat tak masuk akal. Saat ini pasar di Amerika Serikat telah dikuasai Tesla. Sedangkan di Cina telah ada Wuling Motors.
Menurut dia dalam pengambilan keputusan, pejabat tidak boleh memberikan future valuasi tanpa adanya basis dan dasar yang kuat. Apalagi di Indonesia saat ini juga sudah mulai banyak yang mengembangkan kendaraan listrik.
Misalnya, seperti yang telah dimulai oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Oleh sebab itu, ia justru mendorong agar potensi dalam negeri lebih baik untuk dikembangkan.
"Kita lebih baik mengembangkan anak-anak ITS. Kalau anda masih kurang ngerti kenapa enggak mengajak Wuling atau misalnya perusahaan Cina, seperti Hyundai menjadi Bimantara," katanya.
Seperti diketahui, dalam Indonesia Battery Corporation, MIND ID bersama Antam berperan untuk menyediakan bijih nikel. Pertamina menjalankan bisnis manufaktur produk hilir meliputi pembuatan baterai cell, baterai pack, dan ESS.
Sedangkan PLN akan berperan untuk pembuatan sel baterai, penyediaan infrastruktur SPKLU, dan pengintegrasian sistem manajemen energi (energy management system/EMS). Porsi kepemilikan saham masing-masing BUMN ini adalah 25%.