Pemerintah Izinkan Tambang Freeport Kembali Beroperasi
KATADATA ? Pemerintah sudah mengizinkan PT Freeport Indonesia melakukan operasi penambangan terbuka di Grasberg, Papua. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan izin tersebut kemarin (13/10), setelah Freeport bersedia memenuhi rekomendasi untuk menjamin keselamatan kerja bagi karyawannya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan selama dua pekan, pemerintah menghentikan operasi penambangan Freeport. Penghentian operasi tambang tersebut menyusul kecelakaan yang menewaskan 4 orang pekerja.
Freeport sudah bersedia secara periodik memeriksa wilayah kerja pertambangan untuk memastikan tidak ada ancaman bahaya. Selain itu, Freepot juga melakukan upaya mengurangi risiko bencana (mitigasi).
"Jangan sampai terjadi kecelakaan dilokasi tertentu lalu ditutup (pertambanganya), kan gak begitu karena kami juga melihat skala kecelakan atau kesalahan," ujarnya di kantornya, Jakarta, Selasa (14/10).
Kepala Sub Direktorat Keselamatan Pertambangan Kementerian ESDM Eko Gunarto mengatakan ada beberapa rekomendasi yang diajukan pemerintah terkait pemberian izin operasi ini. Dalam rekomendasi tersebut, pemerintah meminta Freport meningkatkan koordinasi antara pengawas dan operator dalam melaksanakan tugas.
Freeport diminta membuat standar operasional prosedur (SOP) terkait fasilitas dan infrastruktur yang terkait dengan pengaturan lalu lintas. Pemerintah juga meminta Freeport melakukan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko (IBPR) di semua jalur lalu lintas pertambangan.
Aktivitas penambangan Freeport baru bisa dilakukan secara penuh, setelah rekomendasi tersebut diselesaikan, dan dilaporkan pada kepala Inspektur tambang. "Apakah mereka (Freeport) langsung beroperasi penuh tentunya mereka ada pertimbangan tersendiri," ujar Eko.
Seperti diketahui, Pada hari Sabtu, 27 September 2014 sekitar pukul 07.24 WIT, terjadi kecelakaan tambang terbuka Grasberg. Kecelakaan ini melibatkan satu unit kendaraan ringan berpenumpang sembilan orang, dengan satu unit Haul Truck yang dikendarai satu orang operator. Insiden menewaskan empat orang, sedangkan lima orang cedera dan dibawa ke rumah sakit.
Setelah kejadian tersebut, Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM melakukan penyelidikan dan kegiatan operasi penambangan pun dihentikan.
