Sempat Lesu, Swasta Masih Tunggu Sinyal Perbaikan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua kemarin sebesar 5,18 persen. Di sana juga terlihat tingkat konsumsi pemerintah tumbuh 36,16 persen dibanding kuartal sebelumnya (qtq). Namun Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya bertambah 2,55 persen.
Kondisi ini, kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani, menunjukan bahwa spending pemerintah belum berdampak signifikan terhadap minat investasi swasta. “Kami monitor (ke sektor riil), laporannya terjadi kelesuan atau penurunan permintaan,” kata dia kepada Katadata, Jumat, 5 Agustus 2016.
Sebagai informasi, PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti untuk bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Pemerintah dan sejumlah ekonom sempat meyakini bahwa belanja besar untuk infrastruktur akan berdampak pada optimisme swasta untuk berinvestasi. (Baca: Darmin Yakin Pertumbuhan Ekonomi 2016 Capai 5,2 Persen).
Data BPS lalu menunjukan bahwa realisasi penanaman modal oleh asing dan dalam negeri pada kuartal kedua mencapai Rp 151,6 triliun, atau meningkat 3,5 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun bila dilihat secara tahunan (yoy) naik 12,3 persen dari periode yang sama 2015. “Kalau data BPS itu benar, kami sambut positif,” tutur Haryadi.
Dalam catatan BPS, konsumsi pemerintah dibanding tahun lalu naik 6,28 persen. Pertumbuhan yoy ini meningkat dibanding kuartal satu yang hanya 2,93 persen. Bahkan, jika diukur per kuartal (qtq) tumbuh 36,16 persen. Sementara itu, PMTB yoy tumbuh 5,06 persen, namun menurun dibanding kuartal pertama yang mencapai 5,6 persen.
Konsumsi Rumah Tangga | LNPRT | Konsumsi Pemerintah | PMTB | Ekspor | Impor | PDB | |
Kuartal I | 4,94 persen | 6,38 persen | 2,93 persen | 5,6 persen | -3,9 persen | - 4,2 persen | 4,92 persen |
Realisasi Kuartal II | 5,04 persen | 6,72 persen | 6,28 persen | 5,06 persen | -2,73 persen | -3,01 persen | 5,18 persen |
Lalu, apakah ini berarti spending pemerintah belum mendorong swasta berinvestasi karena faktor perspsi? Menurut Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Kecuk Suharyanto, belanja pemerintah semestinya mendorong investasi, terutama optimisme pengusaha. Tetapi beberapa faktor eksternal, seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa, Britain’s Exit (Brexit), menurunkan optimisme pengusaha.