Langkah Luhut Membentengi Nakhoda Baru Kementerian Energi

Anggita Rezki Amelia
Oleh Anggita Rezki Amelia - Arnold Sirait
18 Oktober 2016, 13:08
Menteri ESDM
Arief Kamaludin|KATADATA

Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pemangku kepentingan di sektor energi mendukung kebijakan nakhoda baru Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Permintaan yang dibumbui kalimat bernada ancaman ala Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini disampaikannya saat serah terima jabatan Menteri ESDM, Senin (17/10) kemarin.

Momen serah terima jabatan itu memang tak cuma mengakhiri kisruh kepemimpinan selama lebih dua bulan terakhir di kementerian tersebut. Dengan dukungan penuhnya sebagai Menko kemaritiman dan Pelaksana tugas Menteri ESDM, Luhut menyerahkan jabatan itu kepada Ignasius Jonan sebagai menteri yang definitif dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Luhut juga meminta dukungan penuh dari berbagai pihak. Pertama, Ia menginginkan agar seluruh pejabat di Kementerian ESDM ikut mendukung program-program kerja Jonan dan Arcandra. “Jangan berpolitik praktis, kompetensi harus dikedepankan dan jangan berburuk sangka kepada orang lain karena habis energimu,” ujar Luhut dalam pidato serah terima jabatan tersebut.

Tidak hanya itu, dia meminta agar para wartawan turut mendukung kepemimpinan Jonan dan Arcandra. Dukungan itu dalam bentuk tidak memberitakan hal-hal yang tidak penting mengenai Menteri ESDM dan wakilnya. (Baca: Serahkan Jabatan Menteri ESDM, Luhut Titip Timnya Tetap Dipakai Jonan)

Tak lupa, Luhut meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendukung duet baru Kementerian ESDM tersebut. Bahkan, secara khusus dia berpesan kepada anggota Komisi Energi (Komisi VII) DPR yang hadir dalam acara itu agar tidak menyerang Jonan-Arcandra. “Saya titip jangan kalian boxing ini (Jonan-Arcandra),” katanya.

Menurut dia, hubungan Kementerian ESDM dan DPR harus saling bersinergi. Apalagi, banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama-sama, seperti revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (Migas) serta revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara.

Menteri ESDM
(Arief Kamaludin (Katadata))

Luhut tentu belum lupa ketika sebagai Plt Menteri ESDM mendapat "pukulan" saat rapat kerja dengan Komisi VII, 6 September lalu. Kala itu, sejumlah anggota dewan menilai pemerintah lengah mencegah pratik jual-beli izin Pembangkit Listrrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). "Masa Bapak sebagai pemerintah tidak bisa mencegah itu," kata Mulyadi, anggota DPR. 

Luhut menanggapi keras pernyataan tersebut."Saya mohon maaf, Bapak boleh bilang Bapak wakil rakyat, tapi Bapak jangan menghina saya," katanya. (Baca: Ribut di DPR, Luhut Berang Dinilai Tak Kelola Izin Pembangkit Mikro)

Duet nakhoda baru Kementerian ESDM juga rawan mendapat "pukulan" dari DPR. Apalagi, pada medio Agustus lalu, Arcandra diberhentikan dari jabatan Menteri ESSM karena diterpa kabar kewarganegaraan Amerika Serikat (AS). Sedangkan Jonan telah diberhentikan Presiden Joko Widodo dari jabatan Menteri Perhubungan pada 27 Juli lalu.

Alhasil, keputusan Presiden mengangkat kembali mereka sebagai menteri dan wakil menteri menuai suara-suara negatif dari sebagian anggota DPR. (Baca: Jonan-Arcandra Mulai Susun Program Prioritas ESDM)

Karena itulah, dalam acara serah terima jabatan Menteri ESDM tersebut, sejak dini Luhut memperingatkan berbagai pihak yang ingin menyerang kepemimpinan Jonan-Arcandra. “Saya akan buldoser, karena tugas saya bukan hanya koordinasi, tapi juga mengendalikan. Kalau anak buah saya diserang, saya yang maju,” ujar Luhut.

Pesan peringatan tersebut pastinya sampai ke semua pemangku kepentingan di sektor energi. Sebab, acara serah terima jabatan itu juga dihadiri para mantan Menteri ESDM, anggota DPR, hingga beberapa pengusaha. Tampak hadir Sudirman Said, Menteri ESDM pada Kabinet Kerja Joko Widodo yang menjabat sejak 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli lalu.

Jonan Luhut
(Arief Kamaludin (Katadata))

Ada pula Purnomo Yusgiantoro, yang menjabat Menteri ESDM selama tiga masa Presiden. Dia menjabat sejak 23 Agustus 2000 hingga 9 Agustus 2001 di masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 2009, Purnomo digantikan oleh Darwin Zahedy Saleh dan kemudian menjabat Menteri Pertahanan hingga 2014.

(Baca: Jonan Akan Bereskan Mafia dan Pungli Sektor Energi)

Empat anggota Komisi VII DPR juga tampak menghadiri acara serah terima jabatan tersebut. Mulai dari anggota DPR dari Partai Golkar Fadel Muhammad, Gus Irawan Pasaribu dari Partai Gerindra, Mulyadi dari Partai Demokrat dan Agus Sulistiyono dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pengusaha Edward Soeryadjaya juga terlihat hadir dan mengucapkan selamat kepada Jonan. Lewat perusahaan Ortus Holdings, pengusaha sejak zaman Orde Baru ini memang berkecimpung di bisnis infrastruktur dan energi.  

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...