Kebut Kilang Bontang, Pertamina Pakai Aset Badak NGL

Arnold Sirait
24 Oktober 2016, 16:30
Kilang Minyak
KATADATA
Kilang Minyak

PT Pertamina akan mempercepat pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur. Untuk mendukung upaya tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini hendak mengoptimalkan aset milik PT Badak NGL.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan pemilihan Bontang sebagai lokasi pembangunan kilang baru dimaksudkan untuk mempercepat proyek. Proyek di Bontang berdampingan dengan lokasi operasi  PT Badak NGL, anak perusahaan dengan 50 persen sahamnya dikuasai Pertamina, yang mengoperasikan kilang LNG.  

Sehingga, nanti tidak perlu membebaskan lahan untuk membangun kilang. Dengan begitu dapat menghemat waktu pengerjaan proyek. “Ketersediaan lahan ini sangat krusial,” kata Rachmad melalui keterangan resminya, Senin, 24 Oktober 2016, (Baca: Dapat Pasokan, Badak NGL Batal Setop Satu Fasilitas Pengolahan).

Selain lahan, beberapa fasilitas dan infrastruktur pendukung operasi kilang gas alam cair (LNG) juga bisa digunakan. Salah satu fasilitas yang bisa mendukung operasi kilang seperti 21 unit boiler kualitas tinggi, pembangkit listrik, tangki penyimpanan, dan fasilitas umum lainnya.

Fasilitas tersebut membuat Pertamina tidak memulai proyek dari nol dalam membangun kilang. “Dengan dilaksanakan di Bontang, Pertamina dapat memulai proyek dari titik lima dari skala 10,” ujar Rachmad. 

Menurutnya, Kilang Bontang yang berkapasitas 300 ribu barel per hari merupakan proyek dengan skema public private partnership (PPP) atau kerja sama dengan swasta, di mana  Pertamina bertindak sebagai penanggung jawab proyek kerja sama (PJBK). Pemilihan mitra pembangunan kilang ditargetkan lebih cepat menjadi akhir 2017. (Baca: Plt Menteri ESDM Targetkan Kilang Bontang Rampung 2020).

Saat ini, Pertamina menunggu penetapan Internasional Finance Corporation (IFC) sebagai konsultan yang akan ditunjuk pemerintah dalam pemilihan mitra. Seiring dengan itu, disiapkan bankable feasibility study (BFS) yang dipatok selesai pada 2017.  Apabila lancar dan insentif diputuskan lebih cepat, penyiapan lahan bisa dimulai awal 2018, sehingga pekerjaan fisik NGRR Bontang dimulai pada akhir 2019 dan selesai pertengahan 2023. “Kalau BFS sudah selesai, kami akan serahkan kepada pemerintah,” kata Rachmad.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Fadel Muhammad optimistis dengan pembangunan kilang baru di Bontang. Tapi, menurut dia, membangun infrastruktur sangat berat apalagi dengan perizinan yang sangat komplek. (Baca: Perubahan Skema Kilang Bontang Butuh Restu Menteri ESDM).

Untuk itu, pemerintah daerah juga perlu memberi dukungan “Kami optimistis proyek ini bisa berjalan dengan baik. DPR juga akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk upaya percepatan pembangunan kilang tersebut, termasuk untuk dapat meningkatkan keekonomiannya,” kata Fadel.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...