Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tekan Karbon Hingga 35% per mil Penumpang

Aditya Widya Putri
29 April 2023, 13:51
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat (31/3/2023). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah menyelesaikan pemasangan rel kereta sepanjang 142,3 kilometer dari Stasiun Halim
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Jumat (31/3/2023). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) telah menyelesaikan pemasangan rel kereta sepanjang 142,3 kilometer dari Stasiun Halim hingga Stasiun Tegalluar, secara keseluruhan progres pembangunan fisik proyek KCJB telah mencapai 90 persen atau mencapai tahap akhir dan diharapkan dapat beroperasi pada Agustus 2023.

Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan menjadi moda transportasi yang ramah lingkungan karena operasional akan menggunakan sumber daya listrik. Studi menyebut kereta listrik menekan karbon per mil penumpang hingga 35% dibanding kereta diesel.

Dengan sumber energi listrik, KCJB dapat turut serta menekan emisi CO2 karena penggunaan bahan bakar dari energi yang lebih bersih. Harapannya penggunaan energi listrik pada layanan KCJB mampu mengurangi emisi karbon di wilayah yang dilalui, dari Jakarta hingga Bandung.

"KCJB turut serta dalam kelestarian lingkungan melalui penggunaan energi listrik dalam operasionalnya. Pasalnya, polusi yang dihasilkan dari kereta api dengan bahan bakar listrik adalah nol atau tidak ada sama sekali jika dibandingkan dengan kereta api bertenaga diesel," ujar General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Departement for Transport Britania Raya (DfT), karbon per mil penumpang dari kereta listrik lebih rendah hingga 35% dibandingkan kereta diesel.

Ini merupakan salah satu bukti dan manfaat KCJB di Indonesia yang sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Konferensi G20. Dalam dialog tersebut Indonesia berkomitmen dan turut berkontribusi menangani perubahan iklim serta mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Untuk mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, stasiun, dan seluruh peralatan di trase KCJB dari Halim hingga Tegalluar, butuh kekuatan hingga 246,3 MVA. Untuk tenaga listrik KCJB akan disalurkan melalui jaringan Listrik Aliran Atas atau Overhead Catenary System (OCS).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...