Manusia Purba di Indonesia, Jenis dan Ciri-cirinya

Image title
20 April 2022, 14:33
manusia purba di Indonesia
ANTARA FOTO/Riska
Ilustrasi, siswa mengamati fosil manusia purba pada pameran purbakala Situs Sangiran di Tulungagung, Jawa Timur.

Peradaban di bumi saat ini berangkat dari kehidupan manusia purba di zaman dahulu. Jauh sebelum dunia menapaki era digital, bahkan sebelum manusia mengenal tulisan, bumi sudah terlebih dahulu didiami oleh kawanan manusia purba atau prehistoric people.

Apa Itu Manusia Purba?

Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman prasejarah dan diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu. Manusia yang hidup secara berkelompok dan menggantungkan isi perut dari bahan makanan berupa buah-buahan dan binatang kecil ini memiliki volume otak yang lebih kecil dari manusia modern saat ini.

Kehidupan manusia purba sangatlah sederhana. Untuk menopang kehidupannya, mereka biasanya menggunakan alat-alat yang berasal dari batu dan tulang-belulang yang pembuatannya jauh dari kata mutakhir.

Untuk mendeskripsikan kehidupan zaman lampau tersebut, para ahli melakukan riset terhadap fosil dan artefak peninggalan manusia purba. Berdasarkan peninggalan manusia prasejarah yang berahasil ditemukan, para ahli dapat merangkai dan menyusun perkiraan kehidupan manusia di zaman dahulu.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah bangsa ini juga pernah didiami oleh manusia purba?

Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia

Ahli sejarah, arkeolog, dan para peneliti yang berkecimpung di bidang serupa telah berhasil mengetahui kehidupan dan keberadaan manusia purba, tak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan penggalian terhadap fosil-fosil manusia purba tersebut dapat direkonstruksi jenis-jenis manusia purba. Meneruskan buku “Sejarah” oleh Eny Sukasih, berikut jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia.

1. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata Mega (besar), Anthropus (manusia), Palaeo (tertua), dan Javanicus (Jawa). Dari sini, Meganthropus Paleojavanicus dapat diartikan sebagai manusia raksasa dari Pulau Jawa.

Fosil Meganthropus Paleojavanicus berupa rahang bawah dan atas serta gigi atas berhasil ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh Van Koenigswald pada 1941. Berdasarkan cara stratigrafi, diketahui fosil tersebut berada pada lapisan pucangan. Sesuai umur lapisan tanah, fosil manusia purba ini diperkirakan berusia 1-2 juta tahun dan disebut sebagai mahluk tertua yang pernah mendiami Pulau Jawa.

Adapun ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus, di antaranya berbadan tegap, tidak memiliki dagu, bertulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang yang tajam, serta memiliki otot kunyah yang kuat.

2. Pithecanthropus

Jika ditinjau dari arti katanya, pithecoo berarti kera dan anthropus berarti manusia. Fosil manusia kera ini adalah yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Kerangka meraka pernah ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning, Sambung Macan (Sragen), Mojokerto, Ngandong, Sangiran, dan Kedung Brubus.

Diketahi, fosil Pithecanthropus berada pada lapisan pucangan dan kabuh. Berdasarkan umur lapisan tanah, diperkirakan fosil ini memiliki usia bervariasi, yaitu antara 30.000 – 2 juta tahun.

Pithecanthropus memiliki ciri-ciri seperti tinggi badan sekitar 165-180 cm, volume otak yang lebih kecil dan ada pula yang lebih besar dari kera, berbadan tegap, bentuk hidung dan tonjolan kening tebal, tidak berdagu, bagian belakang kepala tampak menonjol, dan tulang paha lebih besar dibandingkan tulang lengan.

Terdapat beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia, yakni Pithecanthropus  Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto), Pithecanthropus Soloensis (manusia kera dari Solo), dan Pithecanthropus Erectus (manusia kera berjalan tegak).

Penemuan fosil Pithecanthropus Erectus yang menyimpulkan bahwa jenis manusia ini merupakan mahluk yang kedudukannya di antara manusia dan kera seakan-akan membuktikan masalah yang belum terpecahkan oleh Charles Darwin dalam teori evolusi. Menurut teori itu, salah satu cabang keturunan kera adalah manusia, namun belum ada bukti berupa mahluk peralihan dari kera ke manusia sehingga terjadi missing link. Pithecanthropus Erectus dianggap sebagai missing link tersebut.

3. Homo

Homo merupakan bahasa latin, yang artinya manusia. Fosil manusia purba jenis ini adalah yang termuda di antara jenis lain. Fosil Homo berada pada lapisan notopuro dan berdasarkan umur lapisan tanah, usia fosil Homo ada beragam, yakni antara 25.000 – 40.000 tahun.

Manusia purba jenis ini juga disebut sebagai Homo Erectus yang berarti manusia berjalan tegak atau Homo Sapiens (manusia cerdas/manusia bijaksana). Homo Sapiens adalah jenis manusia purba dengan tubuh seperti manusia modern saat ini.

Van Koenigswald menjabarkan beberapa ciri-ciri Homo, di antaranya memiliki tinggi badan 130-210 cm, volume otak antara 1.000-1.2000 cc, otot tengkuk maupun alat kunyah mengalami penyusutan, muka tidak menonjol ke depan, berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna, serta otaknya lebih berkembang dibanding Meganthropus dan Pithecanthropus.

Homo memiliki jenis yang bermacam-macam, di antaranya Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Sapiens. Fosil Homo Sapiens sudah mengalami proses pengecilan pada bagian kepala dan tubuh yang lain sehingga jika dilihat dari bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia saat ini.

Homo Sapiens terdiri atas beberapa ras. Jenis Homo Sapiens yang sampai sekarang masih hidup dikenal ada tiga ras pokok, yaitu ras Mongoloid, ras Kaukasoid, ras Negroid, ras Austromelanesoid, dan ras Khausanoid.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...