Sepanjang Kuartal I 2019 Industri Tekstil dan Pakaian Melonjak 18,98%

Rizky Alika
12 Mei 2019, 12:16
Industri tekstil dan pakaian, industri TPT
ANTARA FOTO/Maulana Surya
Peserta beasiswa industri tekstil mengikuti praktek pelatihan di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Senin (12/3/2018).

Sepanjang kuartal I 2019, industri tekstil dan pakaian mengalami lonjakan yang signifikan, tumbuh 18,98%. Pencapaian pada kuartal I 2019 ini jauh lebih baik ketimbang pencapaian kuartal I 2018 yang sebesar 7,46%, bahkan melebihi pencapaian sepanjang 2018 yang sebesar 8,73%.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pun menunjukkan, produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada triwulan I 2019 naik 4,45% secara tahunan. Pertumbuhan IBS ditopang oleh produksi sektor industri pakaian jadi yang meroket hingga 29,19% karena peningkatan pesanan, terutama dari pasar ekspor.

Advertisement

Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Muhdori berujar bahwa industri tekstil dann produk tekstil atau TPT menjadi salah satu sektor andalan. Ia menilai industri TPT memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional, sebab industri ini tergolong padat karya dan berorientasi ekspor.

Menurut Muhdori, pertumbuhan tinggi yang terjadi pada industri TPT ditopang oleh investasi yang cukup besar di sektor hulu, khususnya produsen rayon. Ini terlihat dari beroperasinya PT Asia Pacific Rayon (APR) di Riau pada akhir 2018 dengan investasi Rp 11 triliun.

"APR menambah kapasitas produksi sebesar 240 ribu ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120 ribu ton digunakan untuk ekspor, inilah yang menyebabkan peningkatan ekspor," ujar Muhdori, dalam keterangan resmi, Minggu (12/5).

Peningkatan industri TPT tak hanya melulu sektor hulu, karena peningkatan pasokan di hulu otomatis mendorong kinerja ke industri hilir. Hal ini menurut Muhdori juga menjadi faktor yang mendorong ekspor TPT naik 1,1% pada triwulan I 2019.

Selain itu, adanya kebijakan pengendalian terhadap impor yang dilakukan oleh pemerintah juga berdampak positif. Impor TPT tercatat mencapai 2,1% sepanjang kuartal I 2019. Penurunan impor TPT ini akhirnya berdampak manis pada surplus neraca perdagangan yang tercatat juga ikut naik.

Dari sisi produktivitas, industri TPT mencatat hasil yang sangat baik. Menurut Muhdori, salah satu pemicunya adalah perhelatan pemilihan umum 2019 (Pemilu 2019), yang menjadi momentum kenaikan permintaan produksi atribut kampanye.

(Baca Juga: Tekstil jadi Andalan Pemerintah Tekan Defisit Dagang dengan Argentina)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement