Sinyal Tapering Off Fed Masih Kuat Meski Data Tenaga Kerja AS Memburuk
Rencana tapering off alias pengetatan stimulus oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed) pada tahun ini tampaknya benar-benar akan terjadi. Sejumlah pejabat Fed regional memberikan pernyataan bahwa bank sentral tetap akan memangkas pembelian besar-besaran obligasi pemerintah tahun ini, meskipun pasar tenaga kerja terpantau melambat bulan lalu akibat lonjakan Covid-19.
"Gambaran besarnya adalah pengurangan pembelian akan terjadi tahun ini dan akan berakhir pada paruh pertama tahun depan," kata Presiden Fed St. Louis James Bullard seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/9).
Departemen Ketenagakerjaan melaporkan akhir pekan lalu bahwa pertumbuhan tenaga kerja di sektor nonpertanian hanya bertambah 235 ribu, anjlok dari penambahan lebih dari 1 juta tenaga kerja pada bulan sebelumnya. Namun, Bullard menepis asumsi bahwa data ini memberi sinyal pasar tenaga kerja mulai mengakhiri pemulihannya. Dia mengatakan pasar tenaga kerja bisa 'sangat kuat' memasuki tahun depan jika penanganan pandemi terus membaik.
Selain Bullar, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan dalam agenda terpisah mengatakan dia masih mendukung penurunan bertahap pembelian aset bulanan mulai Oktober, selama prospek ekonomi tidak berubah secara fundamental.
Namun Kaplan juga mengakui bahwa kekhawatiran terhadap lonjakan Covid-19 telah berdampak pada sisi permintaan. Dia juga menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 6% dari 6,5%. Sementara, prospek ekonomi AS tahun depan diperkirakan kembali melambat dengan pertumbuhan hanya 3% dan inflasi akan naik 2,6%.
Presiden Fed New York John Williams juga memberikan pernyataan serupa. Ia menilai bahwa standar inflasi sudah terpenuhi. Namun, Williams juga ingin melihat peningkatan lebih lanjut di pasar tenaga kerja sebelum benar-benar menarik gas tapering off.