Ekonomi Cina Lesu, Aktivitas Pabrik Kontraksi Pertama Sejak Pandemi

Agustiyanti
30 September 2021, 20:31
ekonomi cina, cina, aktivitas pabrik di cina
ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily /aww/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina diperkirakan hanya tumbuh 4% pada kuartal keempat tahun ini.

Aktivitas pabrik-pabrik besar di Cina terkontraksi untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 pada September. Kontraksi ini menjadi tanda terbaru perlambatan ekonomi Negara Panda di tengah masalah krisis utang raksasa properti Evergrande dan krisis energi yang membelit. 

Mengutip Bloomberg, purchasing manager’s indeks manufaktur Cina pada September turun menjadi 49,6 pada September dari 50,1 pada Agustus. Krisis energi yang terjadi di Cina pada pekan ini menyebabkan penurunan pada produksi.

Pemerintah Cina tengah mengambil langkah-langkah ketat untuk mengendalikan pasar properti yang menjadi penyebab masalah pada raksasa properti Evergrande. Perkembangan baru ini membuat para ekonom memangkas proyeksi pertumbuman ekonomi Cina untuk tahun ini menjadi di bawah 8%. 

Manufaktur dan investasi properti telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Cina sejak pandemi melanda. Sementara pertumbuhan konsumsi masih relatif lemah seiring rumah tangga yang masih berhati-hati untuk bepergian dan makan di luar.

Kekurangan listrik, yang telah menyebabkan pemadaman di seluruh China pekan ini dan perlambatan sektor properti akibat pengetatan aturan yang diperparah dengan krisis Evergrande menjadi kejutan ganda bagi perekonomian Cina. “Kedua masalah ini menjadi pendorong utama perlambatan pertumbuhan tahun ini,” kata Bo Zhuang, ekonom China di Loomis Sayles Investments Asia.

Beijing tengah fokus untuk mencegah ketidakstabilan sistem keuangan dan ekonomi. Bank Sentral Cina hingga saat ini telah menggelontorkan likuiditas ratusan miliar yuan ke perbankan dan meminta lembaga keuangan mencegah dampak dari perlambatan properti. PBoC kemungkinan akan melonggarkan aturan Pembiayaan, yang terutama ditargetkan untuk sektor manufaktur.

Para ekonom melihat ada potensi relaksasi pada kebijakan Tiongkok, terutama terkait pembatasan pembelian perumahan dan batas penggunaan energi yang menciptakan krisis di negara tersebut. Relaksasi kebijakan kemungkinan diumumkan ketika Presiden Xi Jinping dan pejabat tinggi Cina bertemu untuk menetapkan prioritas ekonomi.

Ketika pemerintah Tiongkok menetapkan target pertumbuhan di atas 6% pada Maret, para ekonom melihatnya sebagai target yang rendah dibandingkan prediksi mereka yang berada di atas 8%. Namun kini, banyak analis yang merevisi proyeksi mereka. Goldman Sachs Group Inc. hingga Nomura Holdings Ltd menurunkan perkiraan mereka dalam beberapa pekan terakhir ke level 7,7%.

Krisis Listrik

Pabrik-pabrik Cina di 21 provinsi telah dilanda pemadaman listrik dalam beberapa pekan terakhir. Sebagian besar didorong oleh lonjakan harga batu bara yang membuatnya tidak menguntungkan bagi pembangkit untuk menjual listrik dengan harga tetap. Hal ini berdampak pada aktivitas pabrik di negara tersebut.

Pemerintah Cina tengah bergegas untuk memecahkan masalah ini berlanjut dengan mengizinkan perusahaan listrik menaikkan harga dan mencoba menyalurkan lebih banyak batu bara ke sektor ini. Upaya itu bisa membuat produksi kembali berjalan di banyak pabrik. Namun, bantuan itu mungkin tidak akan datang selama berminggu-minggu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...