ADB Siapkan Rp 1.422 T untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Bank Pembangunan Asia (ADB) akan menambah alokasi dukungan pembiayaan untuk mengatasi perubahan iklim dari US$ 80 miliar menjadi US$ 100 miliar atau setara Rp 1.422 triliun. Dana ini akan diberikan kepada negara-negara anggota ADB secara bertahap hingga 2030 mendatang.
"Krisis iklim memburuk setiap hari, mendorong banyak orang untuk menyerukan peningkatan pendaan perubahan iklim. Kami mengambil tindakan untuk memenuhi panggilan ini dengan meningkatkan pendanaan dari sumber daya kami sendiri pada 2030,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterangan resminya, Rabu (13/10).
Asakawa menjelaskan, pendanaan iklim yang diperbesar adalah upaya utama ADB mendukung target penanganan perubahan iklim anggotanya. Banyak negara anggotanya yang mengambil tindakan berani untuk mempromosikan pemulihan yang hijau, tangguh, dan inklusif sekalipun tengah terpukul pandemi Covid-19.
Ia menyebut ada urgensi dukungan pembiayaan karena Asia dan Pasifik menjadi kawasan yang akan paling terdampak oleh krisis iklim. Asakawa pada Mei lalu mengungkapkan bahwa sekitar 60% penduduk di kawasan ini bekerja di sektor yang rentan terhadap perubahan pola cuaca.
ADB mencatat, alokasi pembiayan iklim yang sudah digelontorkan tahun lalu mencapai US$ 5,3 miliar. Adapun anggaran US$ 4,5 miliar atau 86% alokasi tahun lalu digunakan untuk mendukung program pengurangan dampak perubahan iklim, sedangkan US$ 751 juta atau 14% untuk dukungan adaptasi.