Permintaan Masih Lemah, Deflasi Diperkirakan Terjadi Lagi pada Agustus
Indeks harga konsumen pada Agustus diperkirakan kembali mengalami deflasi seiring masih lemahnya permintaan masyarakat. Badan Pusat Statistik akan merilis angka indeks harga konsumen pada hari ini, Selasa (1/9).
Ekonom Permata Bank Josua Pardee memperkirakan terjadinya deflasi sebesar 0,01% pada Agustus 2020. Dengan demikian, inflasi tahunan pada bulan Agustus diperkirakan tercatat 1,36%. Penyebab utama deflasi adalah penurunan pada komponen harga bergejolak dimana harga pangan seperti beras turun 0,11%, daging ayam 11,38%, telur ayam 0,68%, bawang merah 15,3%mtm, dan bawang putih 0,57%.
"Didorong oleh suplai yang tetap terjaga namun permintaan cenderung masih lemah," kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa 91/9).
Sementara, inflasi inti diperkirakan tercatat sekitar 2,15%. Inflasi inti masih ditopang oleh kenaikan harga emas yang sepanjang bulan Agustus tercatat naik 8,2%.
Meskipun demikian, Josua menilai, faktor yang masih membatasi kenaikan inflasi inti adalah penurunan harga gula pasir sebesar -2,52%. Secara umum, inflasi inti juga cenderung rendah mempertimbangkan daya beli yang belum membaik signifikan meskipun pemerintah sudah meluncurkan beberapa stimulus lanjutan pada akhir bulan Agustus.
"Stimulus yang dimaksud seperti pemberian gaji ke 13 bagi ASN, penyaluran subsidi gaji bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 5juta, serta pemberian banpres produktif bagi pelaku usaha mikro dan kecil," ujarnya.
Secara keseluruhan, dengan tekanan inflasi yang rendah tersebut mengindikasikan tingkat konsumsi masyarat cenderung masih dalam tren menurun dari awal tahun hingga pertengahanan kuartal III tahun 2020 ini. Namun demikian akan ada peningkatan penyerapan belanja pemerintah termasuk anggaran pemulihan ekonomi nasional serta pemberian stimulus lanjutan untuk mengungkit daya beli masyarakat pada kuartal III tahun ini.
Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memperkirakan perekonomian Indonesia juga akan mengalami deflasi sebesar 0,01%. Sementara secara tahunan masih tercatat inflasi 1,36%. "Deflasi di bulan Agustus 2020 terjadi karena kombinasi dari peningkatan pasokan barang dan jasa selama pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru dan masih lemahnya permintaan barang dan jasa oleh rumah-rumah tangga," kata Eric.
Komoditas yang mengalami penurunan harga di bulan Agustus 2020 di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah.
Pada Juli 2020, tercatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,1% secara bulanan. Angka ini merupakan yang terendah sejak September 2018.