BI Pertahankan Bunga Acuan 3,5% di Tengah Pelemahan Rupiah

Agatha Olivia Victoria
18 Maret 2021, 14:58
suku bunga bi, bi pertahankan bunga, stabilitas rupiah
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mempertahankan bunga acuan di level 3,5%.

Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Reverse Repo Rate tetap sebesar 3,5%.  Keputusan ini seiring dengan upaya BI menjaga nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar global dan perkiraan inflasi yang tetap rendah. 

"Setelah mencermati dan melihat berbagai asessmen ekonomi global dan domestik, Rapat Dewan Gubernur BI 17-18 Maret 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 days reverse repo rate 3,5%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (18/3). 

Advertisement

Suku bunga fasilitas simpanan alias deposito facility tetap 3%. Demikian pula  dengan bunga pinjaman atau lending facility tetap 4,5%. BI telah menurunkan suku bunga acuan sejak akhir 2018 sebesar 2,5%. Khusus sepanjang tahun ini, BI 7-days reverse repo rate telah turun 1,5% ke level terendah sepanjang sejarah. 

Perry menjelaskan, BI akan terus mendorong berbagai kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pihaknya akan menempuh sejumlah kebijakan lanjutan.  Pertama, menjaga stabilitas rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar melalui intervensi tiga lapis.

Kedua, melanjutkan penguatan stance kebijakan moneter yang akomodatif. Ketiga,  meperluas pengunaan sukuk BI pada tenor satu minggu hingga dengan satu bulan berlaku mulai 16 april 2021. Keempat, memperkuat tranpasrasi suku bunga dasar kredit secacar lebih rinci dan berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong kredit. 

Kelima, meperkuat kebijakan rasio intermediasi perbankan, baik konvesinonal maupum syariah. Keenam, mempercepat pendalaman pasar uang melalui pengembangan repo antar pelaku pasar dan penguatan infrastruktur transaksi guna mendukung transaksi kebijakan moneter. Ketujuh memfasilitasi penyelenggaran perdagangan dan investasi serta penggunaan local currency settlement bekerja sama dengan instansi terkait pada Maret dan April 2201.

Kedelapan, melanjutkan dukungan eksositem keuangan digital, khususnya umkm melalui QRIS. Kesembilan, mendukung tim percepatan dalam rangka mendorong inovasi dan mempercepat elektronifikasi transaksi Pemda. 

Perry menjelaskan, nilai tukar rupiah saat ini memang melemah dalam beberapa pekan terakhir karena ketidakpastian global, terutama dipengaruhi kenaikan surat berharga AS dan penguatan dolar yang menahan aliran modal asing masuk ke investasi portofolio. 

"Perkembangan hingga 16 maret, Rupiah sudah terdepresiasi 2,26% dibandingkan akhir Desember 2020. Pelemahan ini relatif lebih  rendah dr sejumlah negara emerging lain, seperti Brasil, Mexico, Korsel, dan Thailand. BI akan terus menjaga rupiah," katanya. 

Di sisi lain, inflasi tetap rendah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat. BI akan terus memastikan inflasi sesuai dengan kisaran target pada tahun ini sebesar 2% hingga 4%. kspekatsi inflasi pada kisaran target. "BI terus berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi pusat dengan daerah," katanya. 

Perry optimistis perbaikan perekonomian domestik akan berlanjut, didorong oleh pemulihan ekonomi global, implementasi vaksinasi, dan sinergi kebijakan nasional. Perekonomian global berpotensi tumbuh lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya meskipun belum berjalan seimbang dari satu negara ke negara lain.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement