IMF: Negara Berkembang Harus Bersiap Hadapi Pengetatan The Fed

Abdul Azis Said
11 Januari 2022, 10:48
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)
123.rf/bumbledee?
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan potensi gangguan dari pengetatan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) terhadap perekonomian negara berkembang. Bank sentral AS diperkirakan menaikkan bunga acuan hingga empat kali merespons tekanan inflasi yang meluas.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan semakin kuat, sedangkan inflasi akan moderat pada tahun ini. Kondisi ini akan mendorong The Fed memperketat kebijakannya secara bertahap sehingga tekanan ke negara berkembang tidak akan signifikan.

Meski begitu, lembaga keuangan global ini juga memperingatkan efek limpahan dari pengetatan moneter The Fed bisa 'kurang ramah'. Ini karena belum rampungnya gangguan pasokan dan inflasi upah AS yang dapat menekan  harga-harga lebih tinggi. Kondisi tersebut dapat mendorong The Fed mengambil langkah lebih agresif.

"Kenaikan suku bunga Fed yang lebih cepat sebagai respon dapat mengguncang pasar keuangan dan memperketat kondisi keuangan secara global. Perkembangan ini bisa datang dengan perlambatan permintaan dan perdagangan AS, serta menyebabkan arus keluar modal dan depresiasi mata uang di pasar negara berkembang," kata IMF dalam situs resminya dikutip Selasa (11/1).

IMF juga memperingatkan, dampak dari pengetatan moneter ini berpotensi lebih parah bagi negara berkembang yang tergolong rentan. Ini terutama bagi mereka yang memiliki utang publik dan swasta tinggi, eksposur valuta asing dan saldo transaksi berjalan yang lebih rendah. Negara-negara tersebut telah mengalami pergerakan mata uang terhadap dolar yang drastis.

"Kombinasi dari pertumbuhan yang lebih lambat dan kerentanan yang meningkat dapat menciptakan putaran umpan balik yang merugikan bagi ekonomi seperti itu," ujar IMF.

IMF memberikan catatan bahwa negara berkembang harus menyesuaikan respons mereka berdasarkan kondisi dan kerentanan masing-masing. Bagi negara yang memiliki kredibiltas kebijakan dalam menahan inflasi, maka pengetatan moneter bank sentralnya bisa dilakukan bertahap. Sementara bagi negara yang tekana inflasinya sangat kuat dan kredibilitas institusinya masih lemah, maka harus bertindak cepat dan komprehensif.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...