Bank Dunia: Indonesia Lebih Tangguh Hadapi Efek Perang Rusia - Ukraina

Agustiyanti
5 April 2022, 11:59
bank dunia, perekonomian indonesia, pertumbuhan ekonomi, perang rusia dan ukraina
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Bank Dunia melihat guncangan akibat perang akan memberikan dampak besar untuk perekonomian kawasan Asia Timur dan Pasific.

Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia lebih tangguh dalam menghadapi dampak dari perang Rusia dan Ukraina  dibandingkan sejumlah negara ASEAN lainnya. Ekonomi Indonesia diramal tumbuh 5,1% pada tahun ini. 

Menurut Bank Dunia, gejolak baru yang diciptakan perang di Ukraina mengganggu pasokan komoditas, meningkatkan tekanan keuangan, dan menghambat pertumbuhan global. Risiko semakin meningkat karena perang terjadi tidak hanya di tengah pandemi, tetapi juga saat terjadinya dua perkembangan lainnya, yakni inflasi tinggi di Amerika Serikat dan perlambatan struktural di Cina.

Advertisement

"Namun, negara-negara pengekspor komoditas, seperti Indonesia dan Malaysia, dapat meredam kenaikan harga internasional dengan lebih mudah daripada negara-negara pengimpor komoditas, seperti Fiji dan Thailand," kata Bank Dunia dalam laporannya, Senin (5/4).

Bank Dunia melihat guncangan akibat perang akan memberikan dampak besar untuk perekonomian kawasan Asia Timur dan Pasific. Meski ketergantungan langsung kawasan ini pada Rusia dan Ukraina melalui impor dan ekspor barang, jasa dan modal memang masih terbatas, perang dan sanksi-sanksinya kemungkinan akan menaikkan harga pangan dan bahan bakar di skala internasional. 

Lembaga ini memperkirakan penduduk miskin di Filipina dapat meningkat 1,1 juta jiwa jika harga gandum naik sebesar rata-rata 10%. Pendapatan riil nasional importer komoditas, seperti Kamboja dan Thailand dapat berkurang sebanyak 0,7% jika harga bahan bakar naik sebesar rata-rata 10%. 

Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik dari 5,4% menjadi 5% sebagai dampak dari risiko perang Rusia Ukraina, perlambatan Cina, dan inflasi tinggi di AS. Pada skenario terburuk, ekonomi kawasan diperkirakan hanya akan tumbuh 4%. Adapun, perhitungan skenario terburuk itu bergantung jika kondisi global memburuk dan kebijakan nasional masing-masing negara dalam merespon hal tersebut kurang solid.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement