Ekspor Mei Anjlok 21% Imbas Larangan Ekspor CPO

Abdul Azis Said
15 Juni 2022, 11:47
cpo, ekspor cpo, sawit, larangan ekspor cpo
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.
BPS mencatat, nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Mei anjlok 87,72% secara bulanan sehingga tersisa hanya US$ 284,6 juta

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor anjlok 21,29% secara bulanan pada Mei 2022 seiring adanya larangan ekspor CPO yang berlangsung selama tiga pekan mulai 28 April-23 Mei 2022. Nilai ekspor Mei tercatat sebesar US$ 21,51 miliar, turun jauh dari bulan April yang sempat melonjak ke US$ 27,32 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mencatat, nilai ekspor nonmigas pada Mei sebesar US$ 20,01 miliar, anjlok 22,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara nilai ekspor migas naik 4,4% menjadi US$ 1,5 miliar.

Advertisement

Setianto mengatakan, penurunan pada nilai ekspor nonmigas bulan lalu terutama yang berasal dari sektor industri pengolahan yang negatif 25,93% menjadi hanya US$ 14,14 miliar. Penurunan ini diantaranya oleh komoditas kelapa sawit serta pakaian jadi atau konveksi

"Kalau dilihat minyak kelapa sawit seperti yang saya katakan tadi, kita mengalami restriksi pada Mei sehingga ekspor minyak kelapa sawit turun," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers secara daring, Rabu (15/6).

BPS mencatat, nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada April mencapai lebih dari US$ 2,2 miliar. Namun, karena adanya larangan ekspor, nilai ekspor minyak kelapa sawit pada Mei anjlok 87,72% secara bulanan sehingga tersisa hanya US$ 284,6 juta atau penurunan US$ 2,03 miliar. Secara tahunan, nilai ekspor minyak kelapa sawit juga turun 87,54%.

Penurunan pada nilai ekspor minyak kelapa sawit ini kemudian ikut berpengaruh terhadap nilai ekspor komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati secara keseluruhan yang susut 71,9% menjadi US$ 2,14 miliar. Setianto menjelaskan, penurunan pada ekspor minyak nabati tersebut terutama terjadi pada pengiriman ke India, Pakistan, dan Cina.

Adapun beberapa komoditas unggulan Indonesia lainya juga menyusut pada Mei. Nilai ekspor batu bara pada Mei turun 2,8% menjadi US$ 4,4 miliar. Ekspor besi dan baja juga turun 4,5% menjadi US$ 2,7 miliar.

Sejumlah komoditas unggulan tersebut mencatat penurunan nilai ekspor sekalipun tren kenaikan harga global masih berlanjut. Harga CPO meningkat secara bulanan maupun tahunan, yakni 2,03% secara bulanan dan YOY 51,08% menjadi 1.716,9 per metric ton. Batu bara terpantau sebesar US$ 280 per metric ton, atau naik 181,9% dari tahun lalu tetapi melandai dengan penurunan 7,3% dibandingkan bulan April 2022.

BPS sebelumnya mencatat nilai ekspor bulan April mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah sebesar US$ 27,32 miliar atau naik 47,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Baik ekspor migas maupun non-migas kompak tumbuh dua digit nyaris menyentuh 50%.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement