Bunga Fed akan Naik 75 Bps, 40% Ekonom Prediksi AS Resesi Tahun Depan
Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve berpotensi menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi pada pertemuan pekan depan untuk menekan lonjakan inflasi yang telah mencapai 9%. Kenaikan bunga ini mendorong kemungkinan ekonomi Amerika mengalami resesi pada tahun depan mencapai 40%.
Kemungkinan resesi ekonomi ini diperoleh dari hasil jajak pendapat Reuters kepada para ekonom. Inflasi di AS pada bulan lalu telah mencapai 9,1% secara tahunan, tertinggi dalam empat dekade terakhir sehingga memicu ekspektasi investor bahwa The Fed akan kembali menempuh langkah agresif.
Beberapa pejabat Fed yang lebih hawkish dalam keterangan publiknya menyebut kemungkinan kenaikan 75 basis poin, meredam ekspektasi tersebut dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan 75 bps pada bulan lalu adalah yang pertama sejak tahun 1994.
Jajak pendapat Reuters 14-20 Juli menemukan, 98 dari 102 ekonom memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan 26-27 Juli menjadi 2,25%-2,50%. Empat sisanya memperkirakan kenaikan 100 basis poin.
Tren kenaikan suku bunga agresif saat ini membawa serta kekhawatiran resesi yang meningkat. Prediksi median dari jajak pendapat terbaru menunjukkan kemungkinan Amerika Serikat mengalami resesi pada tahun depan mencapai 40% , dengan kemungkinan 50% terjadi dalam dua tahun. Itu adalah peningkatan yang signifikan dari 25% dan 40% dalam jajak pendapat Juni.
Lebih dari 90% atau 47 dari 51 ekonom yang menjadi responden engatakan, potensi resesi akan ringan atau sangat ringan. Hanya empat yang mengatakan itu akan parah.
Para ekonom berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi akan menahan inflasi dan memaksa The Fed mulai mengurangi kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan berikutnya.
Mayoritas ekonom memperkirakan kenaikan bunga The Fed akan melambat menjadi 50 basis poin pada September dan 25 basis poin pada pertemuan November dan Desember. Pandangan tersebut sebagian besar tetap tidak berubah dari jajak pendapat terakhir.
Lebih dari 80% atau 82 dari 102 responden melihat suku bunga dana The Fed akan mencapai 3,25%-3,50% atau lebih tinggi pada akhir tahun ini. Tidak ada perubahan terkait perkiraan kapan Fed akan berhenti menaikkan suku bunga, yakni hingga fed fund rate di level 3,50%-3,75% pada Q1 2023.
Namun, para ekonom memperkirakan, tekanan harga diperkirakan akan tetap tinggi dan di atas tingkat target 2% Fed selama beberapa tahun mendatang. Inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen diperkirakan rata-rata 8,0%, 3,7% dan 2,5% pada tahun 2022, 2023 dan 2024.
Tingkat pengangguran diperkirakan rata-rata 3,7% tahun ini, tetapi meningkat menjadi 4,0% pada tahun 2023 dan 4,1% pada tahun 2024. Perkiraan ini masih rendah dengan perbandingan historis dan jauh dari level tertinggi yang terlihat di dekat awal resesi yang disebabkan oleh pandemi pada tahun 2020.
Para ekonom memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Setelah kontraksi yang mengejutkan di Q1 2022, pertumbuhan untuk Q2 diperkirakan hanya pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 0,7%, turun dari prediksi 3% bulan lalu. Sementara itu, lebih dari 20% responen memperkirakan kontraksi akan kembali terjadi.
Proyeksi pertumbuhan PDB AS dipangkas menjadi 2% untuk tahun ini dari perkiraan 2,6% bulan lalu, dan hampir setengahnya menjadi 1,2% untuk 2022. Proyeksi lebih rendah ini seiring efek penuh dari kenaikan suku bunga Fed masuk ke dalam perekonomian.