IMF Peringatkan Risiko Lonjakan Utang Negara-negara Asia

Agustiyanti
28 Juli 2022, 21:46
IMF, pertumbuhan ekonomi, ekonomi Asia, utang, krisis utang, krisis utang Asia
123rf/maksym yemelyanov
Ilustrasi. IMF memperkirakan ekonomi di kawasan Asia tumbuh 4,2% pada 2022 dan 4,5% pada 2023.

IMF melihat lonjakan inflasi dan pengetatan kondisi keuangan dapat mendorong kenaikan tajam pada tingkat utang negara-negara di kawasan Asia. Beberapa negara yang berisiko, di antaranya Laos, Mongolia, Maladewa, dan Papua Nugini. 

“Jika Anda melihat utang untuk kawasan, jika Anda melihat bagian Asia dari total utang, utang agregat, itu naik cukup tajam,” ujar Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan mengatakan kepada CNBC Squawk Box Asia.

Dia mengatakan utang di kawasan itu telah meningkat dari 25% sebelum pandemi menjadi 38%. Srinivasan mengatakan, sejumlah negara berisiko mengalami lonjakan utang sehingga kesulitan mengelolanya. Sementara itu, Sri Lanka telah gagal membayar utangnya.

Inflasi di Laos mencapai 23,6% pada Juni. Bank Pembangunan Asia memperkirakan inflasi tahunan Mongolia akan mencapai 12,4% pada tahun 2022. Maladewa telah berjuang dengan utang yang tinggi selama bertahun-tahun. Sementara rasio utang terhadap PDB Maladewa telah turun selama dua tahun terakhir, masih tinggi sekitar 100% dari PDB.

“Jadi ada banyak negara di kawasan yang menghadapi angka utang yang tinggi. Dan beberapa dari negara-negara ini berada di wilayah kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai,” kata Srinivasan.

Dalam prospek ekonomi global yang dirilis pada Selasa, IMF memperkirakan perlambatan tajam dalam pertumbuhan global dari 6,1% tahun lalu menjadi 3,2% tahun ini. Sementara itu, pertumbuhan di Asia pada 2022 dan 2023, masing-masing akan melambat menjadi 4,2% dan 4,5%.  Ia memprediksi pertumbuhan di Cina dan India akan menjadi yang paling terpukul.

“Tahun ini kami melihat inflasi menjadi faktor yang cukup besar. Faktanya, kami menaikkan perkiraan inflasi kami untuk Asia secara lebih luas. Ini terutama berlaku untuk negara ekonomi maju di Asia, ”kata Srinivasan.

Meski demikian, dia tidak menebak apakah wilayah Asia akan mengalami krisis akibat lonjakan utang. Namun, dia mengatakan Asia secara keseluruhan telah mengalami pengetatan yang cukup besar dalam kondisi keuangan, terutama karena ekonomi maju menaikkan suku bunga.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...