Menteri BUMN Erick Thohir meminta jajaran direksi, komisaris, dan pengawas perusahaan pelat merah yang rugi menggunakan pesawat kelas ekonomi saat perjalanan dinas. Layanan pesawat kelas bisnis hanya diperbolehkan untuk para petinggi BUMN dengan kinerja baik.
Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 9/MBU/12/2019 yang diteken Erick pada Kamis (12/12).
"Perjalanan dinas harus dilaksanakan dengan memperhatikan aspek efektifitas, efesiensi, selektifitas, serta mengedepankan kepentingan kemajuan perusahaan," tulis surat edaran yang diperoleh Katadata.co.id pada Jumat (13/12).
(Baca: Sebut Garuda Tauberes Indonesia, Erick Thohir Tak Bisa Menahan Tawa)
Surat edaran tersebut juga membahas perihal jamuan yang diadakan perusahaan BUMN hingga penyaluran minat dan/atau hobi para petinggi BUMN. Erick menekankan bahwa jamuan yang diadakan BUMN harus mempertimbangkan kepentingan perusahaan, serta kewajaran dan kelaziman dalam dunia usaha.
"Penyaluran minat dan/atau hobi harus dilakukan dengan senantiasa menjaga martabat, tidak merugikan nama baik, dan kepentingan perusahaan," jelas dia.
Sebelumnya, Erick juga telah menerbitkan Surat Edaran larangan pemberian cinderamata pada saat Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS dan rapat pembahasan bersama perum. Tujuannya, yakni untuk efesiensi dan pengelolaan perusahaan yang baik.
(Baca: Erick Akan Gabung Hotel BUMN, Siapa Saja Pemiliknya?)
Namun, untuk persero terbuka masih dimungkinkan pemberian cinderamata kepada pihak pemegang saham dalam rangka memastikan keterpenuhan kuorum. Hanya saja, pemberian cinderamata harus memperhatikan kewajaran dan kepentingan perusahaan.
"Kalau Pak Erick keluarkan edaran itu berarti ada nilainya. Cinderamatanya ada macam-macam, bukan cuma sekedar flash disk atau mug," ujarnya Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/12).
Hal ini sejalan dengan permintaan Erick yang menginginkan BUMN bersikap prihatin. Erick juga pernah menyinggung BUMN yang merugi tetapi mengadakan acara restoran mewah.
"Harus punya hati dan akhlak. Ketika rugi harusnya mereka prihatin dengan gaya hidup mereka, beliau (Erick Thohir) menyampaikan seperti itu," ujar Arya.