Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut Erick Thohir mengevaluasi seluruh jajaran direksi perusahaan plat merah. Jika kinerjanya dianggap baik, maka Erick tidak akan merombak jajaran pimpinan BUMN.
Selain itu, pihaknya juga tidak akan mengganti direksi BUMN yang mendukung visi misi Presiden Joko Widodo. "Kalau kinerjanya sudah bagus, memang perform-nya makin baik, dianggap bisa mendukung Jokowi sih oke," kata Arya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11).
Pada tahun lalu, sejumlah BUMN berhasil mencatatkan kinerja yang baik. Databoks mencatat ada 10 BUMN yang memberikan dividen terbesar bagi negara.
Pada urutan pertama ditempati PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang membagikan dividen sebesar Rp 16,23 triliun. Dividen Telkom tersebut mencerminkan dividend pay out ratio sebesar 90% dari laba bersih 2018 sebesar Rp 18,03 triliun.
Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk berada di urutan kedua BUMN pembagi dividen terbesar, yakni Rp 16,17 triliun. PT Bank Mandiri Tbk di posisi ketiga dengan dividen sebesar Rp 11,25 triliun.
PT Pertamina (Persero) di urutan keempat dengan dividen sebesar Rp 7,95 triliun. Adapun PT Bukit Asam Tbk di urutan kelima dengan dividen sebesar Rp 3,76 triliun. Data selengkapnya dalam grafik di bawah ini :
Lebih lanjut Arya mengatakan Menteri BUMN memiliki empat fokus di Kementerian BUMN yang masuk ke dalam Key Performance Indicators (KPI) yang diberikan Presiden Jokowi. Salah satunya yakni penyelesaian proyek Kilang Cilacap.
Menurut Arya, kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco di proyek Kilang Cilacap sudah berlangsung selama lima tahun. Namun, proyek tersebut belum juga berjalan lantaran kedua pihak belum sepakat terkait valuasi dan spin off aset Kilang Cilacap.
Erick pun berusaha mencari solusi untuk masalah tersebut. "Jadi mana yang terhambat itu dicarikan solusinya, apakah investornya, manajemennya, harus dijadikan prioritas," ujar Arya.
Selain itu, Erick akan fokus merestrukturisasi utang PT Krakatau Steel Tbk, kewajiban pembayaran tunggakan klaim polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) kepada nasabah, hingga mendorong proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
(Baca: Ahok Diplot Pimpin BUMN Strategis, Ini 4 Posisi Dirut yang Kosong)