Perusahaan perfilman BUMN, Perum Produksi Film Negara (PFN) akan membangun Pusat Film dan Sinematografi di Jalan Otto Iskandar Dinata Nomor 125-127, Jakarta. Pusat film ini akan dibangun diatas lahan seluas dua hektar dari aset yang dimiliki PFN, dengan nilai investasi mencapai Rp 850 miliar.
Direktur Komersil dan Pemasaran PFN Elprisdat mengatakan proyek ini akan dibangun oleh PT Waskita Karya Realty dan PT Wijaya Karya Realty melaui perusahaan patungan yang dibentuk oleh kedua perusahaan tersebut.
"Namanya kerja sama KSO (Kerja Sama Operasi). Pembiayaan dari Wika dan Waskita, kami hanya menyediakan lahan," kata Elprisdat, saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (15/10).
Pembangunannya akan dimulai pada tahun depan, dan ditargetkan bisa beropearsi pada 2023 mendatang. Adapun saat ini pihaknya tengah mengurus proses perizinan.
(Baca: BUMN Perfilman Bakal Produksi 20 Film, Incar Pendapatan Rp 200 Miliar)
Di Pusat Film tersebut, tidak hanya disediakan tiga buah studio, tetapi juga pendidikan sekolah vokasi perfilman, dan menyediakan berbagai peralatan produksi film. Diharapkan Pusat Film dan Sinematograsi tersebut bisa menjadi tempat kreatif bagi pekerja film nasional, khususnya generasi milenial.
Selain itu, kedepannya PFN juga berencana untuk membangun bioskop dengan harga yang terjangkau bagi kalangan menengah bawah, khususnya masyarakat pedesaan dengan harga Rp 15.000-20.000.
Bioskop ini akan menjangkau di 26 ribu kabupaten di seluruh Indonesia. Bioksop ini akan dimanfaatkan melalui aset-aset yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kami bersinergi membuat ruang terbuka publik, hari Jumat malam bisa nonton. Sasarannya masif tapi bukan populer," kata Direktur Utama PFN Judith J. Dipodiputro.
Adapun perusahaan BUMN tersebut menargetkan ada 20 film yang diproduksi hingga 2023. Dengan begitu perusahaan bisa meraup laba hingga Rp 200 miliar. Pihaknya memproyeksikan untuk memproduksi satu film maka dibutuhkan dana sekitar Rp 5 miliar.
(Baca: Bekraf Optimistis Lebih dari 14 Film Indonesia Capai 1 Juta Penonton)
Dengan demikian, total dana investasi untuk memproduksi 20 film sekitar Rp 100 miliar. Namun, ia optimis dari film-film yang di produksi tersebut bisa meruap pendapatan hingga Rp 200 miliar.
Adapun film yang akan diproduksi diantaranya bergenre sejarah yaitu 1945, Hoegeng, Kairo-Tiga Sahabat Menggali Dunia, Saimar. Lalu genre film petualangan anak-anak seperti Si Unyil The Movie, Lima Menerjang Badai, Sang Timur Jauh. Film Drama yaitu Akad, Layar Terkembang, Sabai dan Aluih.