Laba Bersih Pemilik Jaringan Restoran The Duck King Naik 60% di 2018

The Duck King Group / Instagram
Pemilik jaringan restoran The Duck King berencana melebarkan sayap bisnisnya ke Vietnam.
Penulis: Ekarina
25/4/2019, 11.10 WIB

PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK), pemilik jaringan restoran The Duck King mencetak pertumbuhan laba bersih 60%  sepanjang 2018.  Laba perusahan tumbuh menjadi Rp 115 miliar, dibanding tahun sebelumnya Rp 72 miliar salah satunya disebabkan oleh meningkatnya penjualan. 

Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, Taye Shim dalam risetnya menyatakan,  ada tiga faktor yang menyebabkan pertumbuhan laba bersih perusahaan pada 2018. 

Pertama, adanya pertumbuhan penjualan 14.8%. Kemudian faktor pertumbuhan harga pokok penjualan yang lebih rendah sekitar 10,8% dan  peningkatan yang cukup signifikan pada penghasilan non-operasional (non-recurring).

(Baca: Restoran The Duck King Siap Ekspansi ke Vietnam)

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sepanjang 2018 Jaya Bersama mencatat pendapatan Rp 617 miliar, tumbuh 14% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 538 miliar. 

"Pertumbuhan dua digit pada lini pendapatan kami perkirakan disebabkan oleh kenaikan signifikan dari jasa pesanan takeaway/delivery,  meskipun jumlah pengunjung flat," tulis dia  dalam risetnya.

Selain itu, pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG)  restoran The Duck King (TDK) menurutnya juga ada peringkatan 18% secara tahunan, dan Fook Yew  53% mengimbangi penurunan Imperial Chef 43%.

Marjin laba kotor perusahaan melebar dari 72,5% di 2017 menjadi 73,5%  di 2018, didukung oleh pertumbuhan harga pokok penjualan lebih rendah (COGS) sebesar 10,8% secara tahunan.

Sementara itu, diperolehnya peningkatan pendapatan non-operasional , (pendapatan lainnya), dari layanan  jasa dan tip  yang meningkat signifikan 263% turut berkontribusi positif terhadap kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu.

"Kami memprediksi kinerja operasional perusahaan tetap stabil dengan kenaikan harga yang moderat, dengan demikian diprediksi ada aliran pendapatan yang stabil," tulisnya.

(Baca: Resmi Melantai, Saham Garuda Food dan The Duck King Langsung Melesat)

Selain mengembangkan bisnisnya di dalam negeri, Jaya Bersama Indo (JBI) sebelumnya menyatakan akan memperluas ekspansi bisnis ke kawasan Indo-China. Hal itu dilakukan dengan membuka cabang gerai restoran milik perseroan di Vietnam, Kamboja dan Myanmar.

Direktur Utama Jaya Bersama Indo Limpa Itsin Bachtiar mengatakan, ekspansi usaha ke luar negeri telah menjadi rencana bisnis perusahaan dalam tingga tahun ke depan. Pada tahun ini, perusahaan akan membuka outlet restoran The Duck King pertamanya di kota Ho Chi Minh, Vietnam.

(Baca: Naik 16%, Pizza Hut Raup Pendapatan Rp 3,5 T pada 2018)

Untuk memuluskan rencananya itu, dia pun menyatakan telah menerima undangan kerja sama dari Takashima Group. "Ekspansi ke Vietnam akan dimulai dengan membuka gerai di Ho Chi Minh. Setelah itu, ekspansi ke kawasan Indo China seperti Myanmar dan Kamboja akan lakukan tahun berikutnya," katanya di Jakarta.

Limpa mengatakan bisnis restoran dan makanan minuman diyaikini tetap prospektif dan relatif tak terpengaruh pelemahan daya beli. Ketika banyak pusat perbelanjaan sepi dan gerai retail satu persatu menutup tokonya, bisnis makanan minuman tetap diminati. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya tenant makanan minuman di sejumlah pusat perbelanjaan.

Melihat kondisi tersebut, perusahaan pun optimistis melanjutkan ekspansi gerainya ke depan. Hingga 2020, Jaya Bersama Indo menargetkan bisa membuka 48 outlet restoran baik di dalam maupun luar negeri dengan total kebutuhan investasi sebesar Rp 670 miliar.