Pesaing Singapura, Pelabuhan Kapal Pesiar di Bali Mulai Dibangun

ANTARA FOTO | Didik Suhartono
Kapal Pesiar.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
14/9/2017, 11.21 WIB

Pemerintah mulai membangun pelabuhan khusus kapal pesiar (cruise) di Tanjung Benoa, Bali. Pelabuhan itu diklaim akan menjadi dermaga kapal pesiar terbaik di Asia Tenggara yang mengalahkan pelabuhan di Singapura.

"Mulai Senin tanggal 18 (September) kami akan memasang tiang pancang (groundbreaking)," kata Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jakarta, Rabu (13/9).  (Baca: Pemerintah Siapkan Wisata Kapal Pesiar Bali-Labuan Bajo)

Luhut menuturkan, wisatawan yang menggunakan kapal pesiar hanya mampu bersandar hingga di Singapura. "Ini akan menjadi cruise terminal terbaik se-Asia Tenggara," kata Luhut.  (Baca: Pelni Ingin Tambah Mitra Konsorsium untuk Beli Kapal Pesiar)

Rencananya, pembangunan proyek ini dapat selesai pada akhir 2018. Saat itu, diharapkan kapal-kapal pesiar sudah bisa bersandar di Pelabuhan Benoa. Sehingga dapat dimanfaatkan saat penghelatan pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) Annual Meeting 2018, yang akan diselenggarakan di Bali.

(Baca: Pertemuan IMF-World Bank, Pemerintah Sulap Hotel Jadi Kantor)

Luhut mengatakan proyek ini dibangun setelah 17 tahun mangkrak karena sempat terjadi tarik-menarik kepentingan dan terkait tata ruang. 

Proyek pembangunan pelabuhan ini akan dikerjakan oleh PT Pelindo III. Pelindo III akan melakukan pembersihan dan pendalaman pelabuhan supaya kapal pesiar yang membawa wisatawan mancanegara bisa bersandar.

Dengan adanya pelabuhan kapal pesiar di Teluk Benoa ini Luhut mengharapkan bertambahnya kunjungan wisatawan ke Bali. Nantinya, wisatawan akan bisa bepergian juga ke Mandalika dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. "Sehingga ini memberikan perubahan baru dalam rute turis di Indonesia," kata Luhut.

Selain membangun infrastruktur di Teluk Benoa, pemerintah juga akan memperbaiki Pelabuhan Labuan Bajo. Pelabuhan tersebut hanya dapat menampung kapal yang besarnya di bawah 110 meter. (Baca: Pemerintah Siapkan Wisata Kapal Pesiar Bali-Labuan Bajo)

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PP (Persero) Tbk. dan PT ASDP Ferry Indonesia (Persero) telah membentuk perusahaan patungan yang akan mengoperasikan kawasan Pelabuhan Marina Labuan Bajo, di Nusa Tenggara Timur (NTT).  Pelabuhan marina ini memiliki dermaga khusus untuk kapal pesiar. 

Perusahaan patungan ini akan dinamakan PT Indonesia Ferry Properti (IFP). Nantinya kedua perusahaan ini akan berbagi saham 49 persen untuk PT PP dan 51 persen untuk ASDP.  PT PP akan menyerahkan penyertaan modal kepada perusahaan patungan tersebut sebesar Rp 58,8 miliar.  (Baca: Kembangkan Labuan Bajo, PT PP dan ASDP Bentuk Usaha Patungan)