SKK Migas Kantongi Rekomendasi Lahan 1.000 Hektar untuk Blok Masela

Katadata/Ratna Iskana
Ilustrasi, suasana stan Inpex Corporation dalam IPA Convex 2019 di Jakarta. Satuan Kerja Kehusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas mendapatkan rekomendasi lahan dari Gubernur Maluku untuk proyek Blok Masela yang dikerjakan oleh Inpex.
9/3/2020, 12.46 WIB

Di sisi lain, Murad menyatakan pihaknya akan terus mendukung pembangunan proyek Blok Masela. Oleh karena itu, pihaknya tidak akan mempersulit proses perizinan dan akan terlibat dalam upaya pembebasan lahan.

"Kami membahas percepatan pembahasan lahan dan kesiapan tenaga kerja lokal, karena rencananya pembangunan infrastruktur untuk Blok Masela sudah dimulai tahun 2021," ujarnya.

Dengan rekomendasi lahan tersebut, Inpex selaku operator Blok Masela tinggal menunggu persetujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) di fasilitas kilang LNG di darat dan Floating Production Storage and Offloading (FPSO).

Proses survei Amdal tersebut sudah dimulai sejak November 2019 lalu. Diperkirakan survei Amdal akan rampung dalam setahun mendatang, setelah melalui survei di musim kemarau dan hujan.

Di samping itu, SKK Migas dan Inpex juga terus mencari calon pembeli potensial gas dari blok tersebut. SKK Migas menargetkan produksi LNG Blok Masela sebesar 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 MMscfd. Sekitar 60% produksi Blok Masela ditargetkan terserap untuk kepentingan dalam negeri dan sisanya sebesar 40 persen untuk ekspor.

Berdasarkan data SKK Migas, total produksi gas kumulatif Blok Masela dari 2027 hingga tahun 2055 mencapai 16,38 TSCF dengan total gas yang dijual sebesar 12,95 TSCF. Selain itu, Blok Masela menghasilkan kondensat dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.

(Baca: Ingin Kuasai Pasar LNG, SKK Migas Targetkan Produksi Gas 12.300 MMSCFD)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan