Pertamina Klaim Beberapa Perusahaan Migas Minati Blok Mahakam

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kanan) berbincang dengan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama (kiri) saat pembukaan Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11/2019). Nicke menyebut beberapa perusahaan migas berminat bermitra dengan Pertamina di Blok Mahakam.
26/11/2019, 14.55 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong Pertamina mencari mitra untuk mengelola proyek-proyek hulu migas. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengaku mendapatkan tawaran dari beberapa perusahaan migas yang tertarik ikut mengelola Blok Mahakam.

Meski begitu, Nicke belum mau membeberkan informasi terkait perusahaan yang sudah mengajukan minat di blok tersebut. "Beberapa perusahaan sampaikan keinginannya internal ya, tapi proses eksternal belum," kata Nicke dalam acara Pertamina Energy Forum 2019 di Jakarta, Selasa (26/11).

Nicke mengatakan Pertamina membutuhkan mitra di Blok Mahakam. Apalagi produksi Blok Mahakam terus turun dari tahun ke tahun.

Penurunan produksi bahkan sudah terjadi ketika Pertamina mulai mengelola Blok Mahakam pada 2018 lalu. Nicke mengklaim penurunan produksi alamiah Blok Mahakam kala itu mencapai 57 persen. Ini lantaran realisasi pengeboran pada 2017 hanya sebanyak empat sumur.

Ketika mengambil kelola Blok Mahakam, Nicke mengaku Pertamina melaksanakan pengeboran sumur pengembangan secara masif. Pada 2018, perusahaan pelat merah itu mengebor 76 sumur dan pada tahun ini 122 sumur.

Untuk tahun depan, Nicke menyebut perusahaan bakal mengebor 122 sumur pengembangan dan dua sumur eksplorasi di Lapangan Tunu dan Lapangan Peciko. Perseroan tengah memproses pengadaan rig untuk kegiatan pengeboran sumur tersebut.

(Baca: Investasi Pertamina Rp 110 Triliun Tahun Depan, Mayoritas Sektor Hulu)

Pertamina pun menganggarkan US$ 1 miliar untuk pengembangan Blok Mahakam pada tahun depan. Sedangkan untuk pengembangan sektor hulu, Pertamina mengalokasikan dana sebesar US$ 3,5 miliar hingga US$ 3,7 miliar dari total anggaran 2020 sebesar US$ 7,8 miliar. 

"Mulai tahun depan 60% capex untuk upstream dan terbesar di Blok Mahakam," kata Nicke.

Dalam laporan Pertamina Hulu Indonesia, produksi minyak dan kondensat Blok Mahakam pada 2017 turun menjadi 46.420 barel per day (bpd). Padahal pada 2015 produksinya bisa mencapai 69.908 bpd.

Untuk 2018, produksi minyak dan kondensat Blok Mahakam turun menjadi tinggal 36.168 bpd terdiri dari 25.717 bpd dari produksi base line dan 10.451 bpd dari produksi drilling and well intervention. Bahkan pada 2023, produksi minyak dari base line blok tersebut diperkirakan hanya tinggal 12.648 bpd. Berikut data terkait produksi minyak Blok Mahakam dalam grafik Databoks berikut ini:

Reporter: Verda Nano Setiawan