Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana memilih Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID sebagai pengganti Budi Gunadi Sadikin yang diangkat menjadi Wakil Menteri BUMN. Erick akan melibatkan Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Erick telah menetapkan dua krieteria Dirut Inalum, yaitu harus memiliki pengalaman di sektor pertambangan dan keuangan. Pasalnya, anak usaha Inalum banyak bergerak di sektor pertambangan, seperti PT Timah, PT Antam, PT Bukit Asam, dan lainnya.
“Kami juga mengharapkan dia mempunyai background finance yang kuat karena Inalum sebagai holding. Jadi dia harus mengerti kondisi keuangan dari anak perusahaan,” kata Erick dikutip dari Antara pada Selasa (5/11).
(Baca: Jokowi Lantik Dua Wamen karena Menilai Tugas Erick di BUMN Berat)
Hal tersebut ditetapkan agar Dirut Inalum memiliki kapabilitas yang cukup dalam memimpin dan mengelola perusahaan. “Jangan hanya mohon maaf, yang seperti saya selalu bilang ya, kan mau duduk di jabatan tapi enggak berkeringat. Berkeringat bukan berarti politik ya, maksudnya enggak mau kerja,” katanya.
Lebih lanjut Erick menjelaskan bakal memilih Dirut BUMN melalui TPA. Sehingga pemilihan bisa berlangsung secara transparan.
“Saya rasa 25-30 perusahaan yang besar berdasarkan aset dan pendapatan ya memang sebaiknya di TPA biar transparan pemilihannya dan juga pihak yang mendapat kesempatan memimpin bisa benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik,” kata Erick.
(Baca: Inalum Sepakat Beli 20% Saham Divestasi Vale, Sumber Dana Belum Jelas)
Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin berharap Dirut Inalum bisa diisi oleh orang yang mengerti industri pertambangan. Pasalnya, industri ini dinilai memiliki tantangan yang cukup berat.
"Kami tidak boleh lagi menjual tanah air, bahan baku, tetapi juga melakukan industrialisasi, hilirisasi dari kekayaan alam," ujarnya saat ditemui usai paparan kinerja PTBA di Jakarta, Senin (28/10).
Arviyan yakin Menteri BUMN Erick Thohir bisa menunjuk Dirut Inalum yang sesuai dengan kapabilitasnya di industri pertambangan. Apalagi dengan adanya Budi Gunadi sebagai Wakil Menteri BUMN akan membuat industri strategis ini semakin berkembang.
"Dengan adanya Pak Erick dan Budi Gunadi sejalan dengan apa yang dilakukan Bu Rini (Mantan Menteri BUMN), tidak mungkin suatu kebijakan yang baik tidak diteruskan," kata dia.
Ia menambahkan holding pertambangan yang dibentuk sejak 2017 telah menguntungkan bagi anak perusahaan, seperti Bukit Asam, PT Timah Tbk, serta PT Aneka Tambang. Pasalnya, ketiga perusahaan tersebut bisa saling bekerja sama dalam melakukan efesiensi, serta pengembangan sumber daya manusia. Misalnya, pengadaan bahan bakar bersama yang mampu memangkas biaya.
(Baca: Transisi Tambang Grasberg, Penjualan Freeport Kuartal III Turun 60%)