Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pidato Kenegaraan pada Jumat (16/8) menyampaikan data lebih berharga daripada minyak. Pelaku industri hulu migas yang tergabung dalam Indonesian Petroleum Association (IPA) pun berharap dapat bertemu orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Sebab, IPA menilai pernyataan Jokowi menjadi dorongan pelaku usaha migas untuk terus mengeksplorasi lapangan migas di Indonesia. Apalagi Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong mengatakan terdapat 128 cekungan yang separuhnya belum dieksplorasi.
Dengan upaya eksplorasi, maka ada potensi penambahan cadangan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. "Produksi memang turun terus, ini merupakan dukungan untuk eksplorasi," ujar Marjolijn dalam Press Conference IPA Convex 2019 di jakarta, Selasa (20/8).
(Baca: Impor Migas Naik, Asosiasi Pelaku Migas Sebut Pentingnya Eksplorasi)
IPA pun berharap Jokowi dapat hadir dalam tahunan Konvensi dan Pameran bertajuk "IPA Convex" untuk melihat upaya yang telah dilakukan para investor migas di Indonesia. Selain itu, kehadiran Jokowi dan menteri dapat menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha migas.
Chairperson IPA Convex Hanny Denalda juga mengatakan kehadiran Jokowi dapat memberi jaminan bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. "Diharapkan penyelenggaraan IPA Convex 2019 akan menjadi titik munculnya berbagai aktivitas eksplorasi dan produksi migas," ujar Hanny.
Seperti diketahui IPA akan menyelenggarakan Konvensi dan Pameran ke 43 tahun 2019 (IPA Convex 2019) pada 4-6 September mendatang. Acara tersebut akan dihelat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
(Baca: SKK Migas: Penundaan Pengembangan Proyek IDD Rugikan Chevron dan Mitra)
Sejauh ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui 13 rencana pengembangan lapangan (POD) yang berpotensi menambah cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak (MMboe). Jumlah tersebut setara rasio penggantian cadangan (RRR) sebesar 23,85 persen dari target APBN 2019 sebesar 100 persen.
Selain itu, SKK Migas juga menyatakan ada 42 proyek utama migas yang akan dilaksanakan hingga 2027 dengan total investasi mencapai US$ 43,3 miliar dan total produksi 1,1 juta BOE. Jumlah itu mencakup produksi minyak bumi sebesar 92,1 ribu barel minyak per hari dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari.
SKK Migas juga telah menetapkan 10 wilayah prospektif untuk menambah cadangan migas Indonesia. Wilayah prospektif tersebut terdiri dari wilayah Sumatera Utara (Mesozoic Play), Sumatera Tengah (Basin Center), dan Sumatera Selatan (Fractured Basement Play).
Wilayah prospektif juga berada di Offshore Tarakan, NE Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua (Plio-Pleistocene & Miocene Sandtone Play), Bird Body Papua (Jurassic Sandstone Play), dan Warim Papua.
(Baca: Lifting Migas Rendah, Pemerintah Bandingkan Pertamina vs Operator Lama)