Pertamina Tambah Kepemilikan di Kilang Badak Jadi 70%

www.badaklng.co.id
Kilang Badak di Bontang, Kalimantan Timur.
Penulis: Safrezi Fitra
11/3/2019, 16.27 WIB

PT Pertamina (Persero) menambah kepemilikannya di kilang pengolahan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Badak, dari 55% menjadi 70%. Penambahan kepemilikan ini dilakukan dengan membeli seluruh saham PT Japan Indonesia LNG Co.,Ltd (JILCO) yang ada di PT Badak NGL.

Melalui anak usahanya PT Pertamina Pedeve Indonesia, Pertamina telah menandatangani perjanjian jual beli saham (Conditional Share Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan JILCO pada 27 Februari lalu Pertamina membeli 15% saham yang dimiliki JILCO di Badak NGL.

“Tentunya ini akan menjadi trigger bagi kami dalam mengembangkan PT Badak ke depan secara lebih komersial,” kata Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra dalam keterangannya Senin (11/3).

(Baca: Sri Mulyani Tunjuk Pertamina Jadi Mitra Langsung LMAN di Kilang Badak)

Dengan penambahan kepemilikan ini, Pertamina ingin Badak NGL yang selama ini sudah dikenal sebagai World Class Company bisa terus tumbuh, berkembang, dan berkontribusi dalam bisnis internasional. Ke depan dengan kepemilikan saham Pertamina yang menjadi majority, Pertamina berkesempatan untuk dapat bergerak lebih agresif dalam konteks komersial.

Dia mengatakan Badak NGL memiliki banyak ahli di bidang pengolahan gas alam cair. Pertamina akan mendorong Badak NGL memonetisasi expertise tersebut melalui jasa operational excellence bagi perusahaan lokal maupun Internasional. Ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah yang signifikan bagi Pertamina dalam mengembangkan bisnis LNG.

(Baca: Produksi LNG Kilang Badak Tahun Ini Turun 20 Kargo)

President Director Pertamina Pedeve Sjahril Samad mengatakan ada dua harapan yang ingin dicapai dari alih kelola saham ini. Pertama, hubungan baik antar kedua negara dan perusahaan. Kedua, Pedeve selalu mendukung langkah Pertamina Group dalam pengembangan bisnis ke depan.

Sementara President Director JILCO Naoto Matsumura mengatakan kesepakatan ini menunjukkan hubungan bisnis yang sangat baik antara Pertamina dan JILCO yang telah dimulai sejak 1974. Ia berharap hubungan bisnis tersebut lebih baik lagi ke depannya. “Kami tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan Pertamina dalam cakupan bisnis yang lebih luas,” ujarnya.

(Baca: PT Badak Berencana Nonaktifkan Dua Unit Pengolahan LNG)

Dengan membeli saham JILCO, Pertamina Group kini menguasai 70% saham Badak NGL yang mengelola fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) Kilang Bontang. Kepemilikan saham lainnya dipegang oleh VICO sebesar 20%, dan Total E&P Indonesia (TEPI) sebesar 10%.

Pasokan gas untuk kilang LNG Badak berasal dari sejumlah proyek migas seperti Blok Mahakam, Sanga-Sanga, Jangkrik, Attaka, hingga bangka di Proyek IDD. Selain untuk konsumen dalam negeri seperti PT PLN, gas produksi dari Kilang Badak juga dijual untuk pembeli luar negeri. Salah satunya Jepang yang kontraknya akan berakhir pada 2020 mendatang.

(Baca: Tahun Ini, 11 Kargo Gas dari Kilang Badak Belum Berkontrak)