PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) (Persero) membentuk lembaga riset dan inovasi bernama Mining and Minerals Industry Institute (MMII). Tujuan membentuk lembaga ini untuk mempercepat pengembangan hilirisasi sektor pertambangan.
Lembaga ini akan membantu pemerintah menyusun kebijakan pengelolaan pertambangan dan industri yang berkelanjutan. Caranya dengan melakukan riset dan membentuk inovasi pertambangan dengan mengedepankan penggunaan energi bersih, efisien dan berbiaya murah.
Mining and Mineral Industry Institute (MMII) ini akan dipimpin Ratih Amri. Penasihat lembaga ini adalah Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin, Presiden Komisrasi PT Inalum Agus Tjahajana , Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk Arie Ariotedjo, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, PT Timah Tbk M Riza Pahlevi, Plt Direktur Pelaksana Inalum, Oggy Achmad Kosasih. Ketua Dewan Penasihat MMII Subroto dijabat Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Subroto.
Ratih mengatakan sebagai tahap awal akan melakukan kajian untuk hilirisasi tambang. "Kami akan mengidentifikasi terlebih dahulu apa saja yang perlu kami lakukan riset dan kajian, baik dari sisi teknikal maupun dari sisi kebijakan," kata dia, di Jakarta, Jumat (1/2).
Lembaga ini juga akan menggandeng Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM tentang Kerja Sama Penelitian, Pengembangan, dan Pemanfaatan Teknologi di Bidang ESDM. MMII juga bekerja sama dengan lima universitas di Indonesia, diantaranya, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Cendrawasih (Uncen) tentang Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan di Bidang Pertambangan, Industri, dan Energi.
Selain itu, MMII juga memiliki kerja sama dengan lembaga dari Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology Energy Initiatives (MITEI). Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pengembangan teknologi energi rendah karbon dan pertambangan yang berkelanjutan.
(Baca: Inalum Sah Kuasai 51,2% Saham Freeport, Jokowi: Ini Momen Bersejarah)
Kolaborasi dengan MITEI akan membantu Inalum mengembangkan proyek pertambangan dan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Diharapkan dari hilirisasi ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Hilirisasi sektor pertambangan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Budi Gunadi Sadikin.