Proses perhitungan nilai aset kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah akan melibatkan pihak ketiga. Ini karena terjadi perbedaan hitungan antara PT Pertamina (Persero) dan mitranya Saudi Aramco.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan proses valuasi aset Kilang Cilacap akan dibantu Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Setelah proses valuasi rampung, Pertamina dan Saudi akan membentuk perusahaan patungan secepatnya. "Aset Kilang Cilacap nanti disertakan ke perusahaan patungannya," kata dia di Jakarta, Rabu (26/12).

Secara paralel, Pertamina juga tengah menyelesaikan pengadaan lahan di kilang tersebut. Tujuannya, untuk menunjang pembangunan kilang.

Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mukhtar pernah mengatakan dalam perhitungan nilai aset Cilacap itu memang ada perbedaan metode. Akan tetapi,  perbedaan nilai aset dari hasil hitungan Pertamina dan Saudi itu dianggap hal yang normal terjadi dalam bisnis.

Meski belum sepakat nilai valuasi aset saat ini, Syahrial memastikan Saudi tetap berkomitmen menjadi mitra Pertamina untuk membangun Kilang Cilacap. "Semua masih konsisten. Tahun depan pun harus bisa kita mulai (bentuk perusahaan patungan)," kata dia di Jakarta, Senin (17/12).

Adapun hak kelola Saudi Aramco dan Pertamina di proyek anyar itu tidak berubah. Perinciannya, Pertamina mengempit 55% hak kelola, dan sisanya 45% oleh Saudi Aramco.

Proyek pembangunan Kilang Cilacap sempat sorotan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, di sela-sela pertemuan G-20 di Buenos Aires, Argentina, awal bulan ini. Salman sempat menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang salah satunya membahas kilang tersebut.

Pangeran Muhammad bin Salman atau yang sering disebut MBS itu meminta pemerintah Indonesia mempercepat pembangunan kilang senilai US$ 6 miliar tersebut. Kalla mengatakan, kendala berada di RI yang belum menyiapkan lahan. "Mereka minta dipercepat untuk dimulai," kata Kalla dalam laman Wapresri.go.id, Senin (3/12).

(Baca: Kilang Cilacap Terganjal Perbedaan Hitungan Aset)

September lalu, Pertamina telah mengirimkan surat kepada manajemen Saudi Aramco untuk meminta kejelasan mengenai kelanjutan proyek kilang minyak di Cilacap. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso pada waktu itu mengatakan, Pertamina merasa nasib proyek tersebut digantung Saudi Aramco. Ini karena perusahaan asal Arab Saudi ini tidak kunjung memberi keputusan kelanjutan kemitraan kedua perusahaan.

Sebagaimana diketahui, proyek Kilang Cilacap mulai dibahas sejak empat tahun lalu. Proyek ini dimulai dengan ditandatanganinya nota perjanjian (Head of Agreement/HoA) antara Saudi Aramco dengan Pertamina pada 26 November 2015. Proyek modifikasi Kilang Cilacap ini awalnya ditargetkan selesai 2021. Namun, Pertamina mengatur ulang jadwal tersebut hingga 2023.

Reporter: Anggita Rezki Amelia