Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan nasib Blok Sengkang pekan depan. Blok minyak dan gas bumi (migas) ini akan berakhir kontraknya 24 Oktober 2022.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan nasib Blok Sengkang sebenarnya sudah diputuskan. Bahkan, syarat dan ketentuan (term and condition) yang ada di kontrak baru pun sudah ditandatangani Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Namun, keputusan itu belum bisa disampaikan ke publik. “Senin nanti diumumkan," kata Djoko, di Jakarta, Jumat (30/11).
Saat ini Blok tersebut dikelola oleh Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd. Blok ini terletak di daratan Sulawasi Selatan dengan luas 2,925.23 kilometer (km).
Mengacu situs resmi Energy Equity, blok Sengkang saat ini mempunyai cadangan gas terbukti sebesar 800 BCF dan memiliki sumberdaya 2 TCF. Produksi gas rata-rata Sengkang periode Januari-Juli 2018 sekitar 32 mmscfd. Produksi gas sebesar itu bisa untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik berkapasitas 128 megawatt (MW).
Energy Equity memiliki 100% hak kelola di Blok Sengkang. Mereka juga sedang mengembangkan Lapangan Wasambo. Proyek ini diperkirakan bisa menghasilkan migas sebesar 12.061 barel setara minyak per hari.
Kementerian ESDM pada akhir Agustus lalu telah memutuskan Blok Sengkang diserahkan kepada Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd. Namun dua bulan setelah itu, Kementerian ESDM berdalih belum bisa memutuskan blok tersebut.
(Baca: Empat Kontraktor Migas Resmi Teken Kontrak Gross Split)
Pada awal bulan ini, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar urung merinci alasan pihaknya belum mengumumkan nasib Blok Sengkang. "Untuk hari ini hanya tiga blok," kata dia usai mengumumkan nasib blok terminasi yang habis kontrak 2022, di Kementerian ESDM, Senin (5/11).