Produksi siap jual (lifting) gas bumi PT Pertamina (Persero) berpotensi meningkat. Ini seiring dengan berhasilnya pengapalan perdana gas bumi dari Blok Sanga-Sanga, sejak dikelola Pertamina.
Pertamina mengapalkan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) perdana di Blok Sanga-Sanga itu pada Minggu (11/11). “Ini sekaligus kargo LNG pertama semenjak diterapkannya pengelolaan wilayah kerja migas dengan skema gross split di Indonesia,” kata Direktur PT Pertamina Hulu Sanga Sanga Andi Wisnu berdasarkan keterangan resminya, Senin (12/11).
Adapun, volume lifting perdana itu satu kapal atau kargo. Itu setara 146.000 meter kubik (m3).
PHSS merupakan anak usaha dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) yang ditunjuk sebagai pengelola sekaligus operator di WK Sanga Sanga untuk periode kontrak 8 Agustus 2018. Kontrak itu berlaku hingga 8 Agustus 2038.
WK Sanga Sanga dialihkelolakan kepada PHSS dengan konsep gross split dalam pengelolaannya. Kontrak itu bagi hasil dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) itu disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 20 April 2018.
Sanga Sanga yang terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Blok Sanga Sanga diperkirakan masih bisa memproduksi sebesar 258 juta barel setara minyak (MMBOE).
(Baca: Pertamina Resmi Jadi Operator Baru Blok Sanga-Sanga)
Dengan kondisi lapangan yang sudah tua, pemerintah berharap Pertamina bisa menahan laju penurunan produksi dan telah menganggarkan investasi untuk melalukan pengeboran dua sumur di tahun 2018 dan 29 sumur di tahun 2019. Adapun komitmen pasti investasi Pertamina selama tiga tahun pertama sebesar US$ 237 juta.