Adapun realisasi produksi minyak hingga September mencapai 384 ribu bph dan gas 3.060 MMscfd. Investasi yang sudah dikeluarkan US$ 1 miliar.

Mediawati mengatakan meski keadaaan sedang sulit, Pertamina masih bisa melakukan eksplorasi dan pencarian migas. Ini karena kegiatan eksplorasi secara jangka panjang bisa menggantikan migas yang diproduksi saat ini. “Meski dalam keadaan sulit dan harga minyak US$ 27 per barel, kami masih melakukan pengeboran eksplorasi,” ujar dia.

Untuk mencapai target tahun, pihaknya akan berinvestasi untuk melakukan pemboran yang dilakukan oleh PT Pertamina EP (PEP) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Selain itu, juga menambah kegiatan pemboran gas di lapangan Jambaran Tiung Biru.

(Baca: Produksi Migas Pertamina Selama Semester I-2018 Meningkat)

Meidawati, juga menegaskan untuk tahun ini Pertamina lebih fokus untuk pengelolaan blok terminasi, dibandingkan akusisi perusahaan. Adapun, blok-blok terminasi yang saat ini dikelola oleh Pertamina, yaitu Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok North Sumatera, Blok Southest Sumatera, Blok Sanga-Sanga, Blok East Kalimantan dan Attaka, Blok Mahakam.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati