Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penurunan impor minyak dan gas bumi (migas) selama periode September ini adalah buah dari kebijakan pencampuran minyak sawit sebesar 20% ke Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar atau disebut Program B20. Ini berbeda dengan pandangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut kebijakan tersebut belum berpengaruh ke neraca dagang.

Djoko mengatakan kebijakan memperluas B20 ke Solar nonsubsidi ini sudah bisa dirasakan dampaknya terhadap impor Solar selama sebulan terakhir. "B20 kan sudah mulai berjalan September," kata dia di Jakarta, Senin (15/10).

Namun, Djoko tidak menutup kemungkinan penyebab lainnya yang membuat impor migas September turun dibandingkan periode Agustus 2018. Sayangnya, itu masih harus menunggu data yang komprehensif.

Vice President Retail Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Jumali juga mengaku hal yang sama. Impor migas periode September 2018 lantaran adanya program mandatori B20. "Kan program wajib Solar B20 sudah jalan, berarti efeknya itu," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (15/10).

Di sisi lain, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan kinerja impor pada September 2018 mengalami penurunan karena terdampak situasi perdagangan global. Jadi bukan karena kebijakan pengendalian impor termasuk B20.

Halaman: