Produksi minyak dan gas bumi (migas) PT Pertamina EP terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan hingga pertengahan September 2018, produksi migas anak usaha PT Pertamina (Persero) itu sudah mencapai target yang ada di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Per 13 September 2018, produksi minyak bumi Pertamina EP mencapai 94,62 ribu barel per hari (bph). Padahal, targetnya hanya 83 ribu bph. Sedangkan selama semester I tahun 2018 hanya 76 ribu bph.
Untuk gas, produksinya telah mencapai 1.034,1 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari target 986 mmscfd. Sedangkan selama enam bulan pertama hanya 1.022 MMSCFD.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan kenaikan produksi itu karena ada peningkatan produksi sejumlah lapangan utama. Untuk produksi minyak bumi, disumbang dari Lapangan Sukowati sebesar 1.200 bph yang bersumber dari sumur SKW-27, SKW-12A.
Ada juga Lapangan Subang yang menyumbang produksi sebesar 600 bph. Dari Lapangan Jatibarang sebesar kisaran 700 BOPD dari Stimulasi distruktur Akasia Bagus. Lalu Lapangan Tambun sebesar 450 dari Reopening sumur PDL-01.
Nanang mengatakan peningkatan produksi itu merupakan tonggak harapan Perusahaan untuk semakin giat meningkatkan produksi sampai 100.000 bph. “Kami tidak bisa menjalankan operasi tanpa dukungan dari pemangku kepentingan,” kata Nanang berdasarkan siaran resminya, Jumat (14/9).
Menurut Nanang, ada beberapa hal yang akan terus menjadi pedoman Pertamina EP dalam kegiatan operasionalnya. Pertama, aspek Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan Kerja (HSSE) sehingga seluruh kegiatan harus operational excellence atau keunggulan operasional.
(Baca: Terdongkrak Harga Minyak, Laba Bersih Pertamina EP Naik 24,7%)
Kedua, aspek lingkungan. Dalam kegiatan operasional juga harus memperhatikan keberadaan masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan. Hal ini tentunya terkait dengan dukungan pemangku kepentingan terhadap kegiatan operasional perusahaan.