PT Pertamina (Persero) terus mengejar target pembangunan lokasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Bahkan, perusahaan pelat merah itu berencana merampungkan target tahun ini di kuartal III atau September nanti.

Adapun, hingga akhir tahun ini, perusahaan energi milik negara itu memiliki target membangun 67 lokasi BBM Satu Harga. Pertamina akan membangun titik penerapan BBM Satu Harga ini secara bertahap.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Hamid mengatakan hingga Juli 2018 realisasi program BBM satu harga telah mencapai 10 titik. Adapun hingga akhir bulan ini akan selesai sembilan titik. Sisanya 48 titik akan diselesaikan seluruhnya bulan September mendatang.

Adapun titik-titik penyalur BBM satu harga itu dibangun dengan wilayah prioritas di daerah Timur Indonesia, terutama daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). "Target kami satu tahun 67 titik, kami akan selesaikan di kuartal tiga ini," kata Mas'ud dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa (28/8).

Selain Pertamina, ada enam titik lainnya yang juga akan dibangun oleh badan usaha lainnya, yakni PT AKR Corporindo Tbk. Dengan demikian jika ditotal ada 73 titik BBM satu harga yang akan terbangun tahun ini.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Adiatma Sardjito pernah mengatakan dalam penyaluran BBM satu harga ada beberapa tantangan. Salah satu yang menjadi tantangan besar adalah kondisi alam dan infrastruktur akses ke lokasi penyebaran karena berada di lokasi terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di wilayah Indonesia.

(Baca: BPH Migas Targetkan 73 Titik Penyalur BBM Satu Harga di 2018)

Sebagai contoh yakni kondisi geografis yang aksesnya sulit ditembus dan kendala perizinan yang masih perlu bantuan dan dukungan dari stakeholder agar percepatan pengoperasian dapat terlaksana sesuai target.  Adapun biaya distribusi dan operasional BBM satu harga sekitar Rp 2,5 triliun dari tahun 2017 hingga 2019.