Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menolak skema itu dan Makassar Strait harus dipisah, dengan tujuan bisa menekan biaya. Namun, menurut Chevron jika dipisahkan Makassar Strait tidak akan ekonomis, akhirnya melepas blok tersebut.

Adapun di Blok Rokan, kontrak Chevron akan berakhir pada 2021. Chevron sebenarnya masih berminat blok tersebut. Namun, kalah bersaing dengan PT Pertamina (Persero) yang bisa menawarkan bonus tanda tangan lebih besar kepada pemeirntah hingga US$ 783 juta atau Rp 11,3 triliun.

Dengan begitu, saat ini Chevron hanya mengelola Blok Rapak dan Ganal. Blok Rapak kontraknya berakhir 2027 dan Blok Ganal habis di tahun 2028.

Di Ganal, Chevron memiliki hak kelola 62%, ENI 20%, dan Sinopec 18%. Di Blok itu memiliki tiga lapangan yakni Gendalo, Gandang Gehem. Namun wilayah Gendalo memiliki irisan dengan kontrak Makassar Strait sebesar 1,8%.

(Baca: Chevron dan Pertamina Tak Minat, Blok Makassar Strait Akan Dilelang)

Sedangkan 48% wilayah Gehem berisisan dengan Blok Rapak. Selain Gehem, Blok Rapak memiliki Lapangan Bangka yang sudah berproduksi. Adapun hak kelola Chevron di Blok Rapak sebesar 62%, ENI 20%, dan Sinopec 18%.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia