PT Pertamina (Persero) menargetkan penentuan lokasi pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur bisa segera selesai. Salah satu opsinya adalah lah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI dan XII.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Gigih Prakoso mengatakan kajian teknis untuk pembangunan kilang di lahan milik PTPN dilakukan bulan ini. “Target penyelesaiannya semestinya cepat, maksimal enam bulan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (27/7).

Adapun kebutuhan lahan untuk membangun Kilang Tuban mencapai 600 hektare (ha). Ini karena kapasitas kilang yang akan dibangun di sana sebesar 300.000 barel per hari. Sementara luas lahan milik PTPN mencapai 807 hektar.

Pertamina pernah melakukan kajian awal dan menyatakan lokasi tersebut layak. Karena luas lahan sesuai kebutuhan, dengan kedalaman laut 35 meter dan hanya 3,5 meter dari pantai, jadi sangat tepat untuk penerimaan minyak mentah lewat kapal VLCC3.

Gigih juga optimistis bisa selesai sesuai target yang baru yakni tahun 2024. Sebelumnya, proyek ini ditargetkan selesai 2021. "Masih on the track," kata dia.

Awalnya kilang minyak tersebut akan dibangun di lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP). Rencana ini pun sudah mendapat restu dari Kementerian Keuangan.

Namun, mitra Pertamina dalam membangun kilang minyak itu, yakni Rosneft keberatan dengan skema bagi hasil dan penyerahan aset pada akhir masa pakai tersebut. Perusahaan asal Rusia itu ingin adanya kepemilikan lahan tersebut.

(Baca: Pertamina Buka Opsi Pindahkan Lokasi Kilang Tuban ke Lahan PTPN)

Pertamina dan Rosneft membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) pada November 2016. Pembentukan perusahaan patuan itu ditandai dengan penandatangan akta antara PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD.

Reporter: Fariha Sulmaihati