PT Pertamina (Persero) mempresentasikan proposal alih kelola Blok Rokan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tujuannya untuk menarik hati pemerintah, agar pengelolaan blok tersebut jatuh kepadanya setelah kontrak berakhir 2021.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan isi pertemuan tersebut yakni membahas program kerja jika perusahaannya mengelola Blok Rokan. "Yang kami bahas sekarang adalah Pertamina ajukan proposal untuk kelola blok Rokan,"kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/7).

Pertamina belum bisa menjelaskan detail program yang akan dilakukan di Blok Rokan. Yang jelas, pihaknya berusaha memproduksi minyak di Blok Rokan seperti yang diproduksi Chevron saat ini.

Selain itu ada beberapa program baru yang dilakukan Pertamina di blok yang kini masih dikelola Chevron Indonesia. "Kami harapkan dengan beberapa program baru itu, paling tidak bisa kayak sekarang. Syukur-syukur bisa lebih tinggi," kata Syamsu.

Produksi siap jual (lifting) Blok Rokan sejak awal Januari hingga akhir Juni 2018, mencapai 207.148 bph, atau 97% dari target 213.551 bph. SKK Migas memprediksikan hingga akhir tahun ini, lifting minyak Blok Rokan mencapai 205.952 bph atau 96,4% dari target.

Adapun Chevron masih belum mau mengkonfirmasi terkait pengajuan proposal resmi mereka ke Kementerian ESDM. Padahal hari ini merupakan peringatan kedua yang sudah dikeluarkan pemerintah dalam sebulan terakhir agar Chevron segera mengajukan proposal.

(Baca: Blok Cepu Geser Posisi Rokan Jadi Penyumbang Terbesar Lifting Minyak)

Proposal itu masih dalam tahap pembahasan. "PT Chevron Pasific Indonesia masih mendiskusikan perpanjangan kontrak KKKS Rokan dengan pemerintah Indonesia," kata Corporate Manager Communication Chevron, Danya Dewanti, Kamis (19/7).

Reporter: Anggita Rezki Amelia