PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk berencana mencicil pembayaran akuisisi 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas). Alasannya, PGN masih membutuhkan waktu untuk mencari pinjaman dana eksternal.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan pembayaran tahap pertama dilakukan tahun ini, yakni 90 hari ke depan sejak 29 Juni 2018. Kemudian, tahap kedua adalah enam bulan setelah transaksi pertama selesai atau diperkirakan selesai awal tahun depan.
Pembayaran melalui dua tahap itu kini masih dibicarakan dengan Pertamina. "Kalau beli seluruhnya saya harus minta sebagian dari utang. Itu perlu waktu harus beauty contest dan lain-lain," kata dia di Jakarta, Selasa (17/7).
Jika itu disepakati, pada tahap pertama PGN membayar 50% terlebih dahulu, sisanya di tahap kedua. Tahap pertama, PGN berencana membayar sebagian traksaksi akuisisi Pertagas dengan memakai dana kas internal. Sisanya eksternal.
Total nilai akuisisi saham Pertagas mencapai Rp 16,6 triliun. Ini berdasarkan perjanjian jual beli saham bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) yang telah diteken PGN dan PT Pertamina (Persero) selaku induk Pertagas beberapa waktu lalu.
Adapun kas setara kas PGN per 31 Maret 2018 mencapai US$ 1,19 miliar. PGN membuka semua opsi untuk pinjaman dari pihak luar, termasuk menerbitkan obligasi.
Karena transaksi belum terjadi, secara legal PGN belum bisa mengeksekusi proyek-proyek di bawah holding bersama Pertagas. "Secara legal integrasi baru terjadi setelah dibayar, tapi kami sudah punya akses, "kata dia.
Selain itu, Jobi menyinggung pihaknya belum memikirkan untuk mengakuisisi 49% sisa saham Pertagas. Ini karena PGN ingin fokus memanfaatkan dana untuk pengembangan infrastruktur ketimbang mengeluarkannya untuk pembayaran akuisisi.
Lagi pula, dengan saham 51%, PGN sudah memiliki kontrol atas Pertagas. "Yang penting kami sudah bisa mengendalikan, bisa kontrol di bawah tidak ada duplikasi," ujar Jobi.
Dari data yang dipaparkan Kementerian BUMN di Komisi VI DPR, Selasa (17/7). Ada empat program integrasi yang akan dilakukan PGN dan Pertagas sebagai program jangka pendek ke depan.
Pertama, konektivitas pipa Pertagas dengan pipa distribusi PGN untuk kawasan industri Medan dan sekitarnya. Area ini mencakup Aceh dan Sumatera Utara. Sumber gasnya berasal dari Pertamina, Blok A, dan LNG Hub Arun.
Kedua,konektivitas pipa Pertagas dengan pipa distribusi PGN untuk pelanggan ritel Palembang dan sekitarnya. Area pipa ini mencakup Sumatera Selatan. Sumber gasnya berasal dari ConocoPhilips, EMP Bentu, dan Pertamina.
Ketiga, integrasi antara pipa transmisi Pertagas di daerah Jawa Barat dengan pipa transmisi dan distribusi PGN. Area pipa ini mencakup wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Sumber gasnya berasal dari Pertamina,ConocoPhilips, FSRU Lampung, dan LNG regasifikasi.
(Baca: Tiga Rencana Kerja PGN Setelah Akuisisi Pertagas)
Keempat, integrasi antara pipa transmisi Pertagas di daerah Jawa Timur dengan pipa transmisi dan distibusi PGN. Areanya mencakup Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sumber gasnya berasal dari KEIL, HCML, PHE, Lapindo dan Santos.