PT Indonesia Asahan Aliminium (Inalum) telah menyampaikan perhitungan harga saham PT Freeport Indonesia kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin berharap valuasi harga saham tersebut merupakan yang terbaik.
Harga 40 persen saham Freeport Indonesia yang disampaikan kepada Presiden diperkirakan sekitar US$ 3 miliar sampai US$ 5 miliar. Budi tidak membantahnya, namun dia juga tidak bisa mengungkapkan berapa angka pastinya.
Dia menilai harga saham Freeport sudah cukup baik bagi Inalum, termasuk kemampuan pendanaan induk usaha BUMN sektor pertambangan ini. "Harusnya urusan valuasi bisa mendapatkan angka yang terbaik," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (22/6).
(Baca: Dirut Inalum Jelaskan Sulitnya Transaksi Pembelian Saham Freeport)
Selain dari segi kemampuan pendanaan, perhitungan harga saham ini cukup baik dari nilai ekonomi tambang tembaga dan emas yang dikelola Freeport Indonesia saat ini. Salah satunya cadangan tambang Kucing Liar yang masih bisa dimanfaatkan hingga 2061. Dia memastikan potensinya masih sangat besar.
Inalum masih melakukan pembahasan dalam proses akuisisi ini bersama Freeport dan Rio Tinto. Budi mengatakan saat ini progres pembahasannya sudah cukup maju, yakni soal hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam transaksinya.
Budi juga memastikan pihaknya akan terus berusaha merampungkan rencana ini sesuai target. Pemerintah telah menargetkan pembahasan divestasi 40 persen saham Freeport Indonesia bisa selesai pada bulan ini, yang hanya tinggal delapan hari lagi.
(Baca: Menteri ESDM Targetkan Divestasi Freeport Rampung Bulan Depan)
Menurutnya, pembicaraan mengenai divestasi saham ini tidak hanya terkait nilai divestasi saham Freeport Indonesia. Masih ada tiga hal lainnya yang perlu diselesaikan bersama-sama, yaitu masalah perpanjangan kontrak, pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter), dan stabilitas investasi yang sedang ditugaskan kepada Inalum.
"Jadi sekarang tidak bisa hanya divestasi selesai, tapi tiga hal lain tidak selesai. Jadi, keempatnya harus selesai bersamaan dan Inalum hanya bertanggung jawab pada urusan divestasi," kata Budi.