Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tidak memperpanjang kontraknya di Blok South Jambi B. Langkah ini sama seperti ConocoPhilips yang juga tak mengajukan proposal melanjutkan mengelola blok tersebut.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan dari tiga kontaktor eksisting, hanya PetroChina yang mengajukan proposal perpanjangan. "ConocoPhilips dan Pertamina itu tidak mengajukan proposal, sementara PetroChina mengajukan, jadi dia maju terus,"kata dia di Jakarta akhir pekan lalu.
Kementerian ESDM juga telah menyelesaikan evaluasi Blok South Jambi saat ini. Nantinya keputusan pengelolaan blok tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri ESDM.
Kontrak Blok South Jambi B berakhir 25 Januari 2020. Di blok ini saat ini ConocoPhillips bertindak sebagai operator dengan memegang 45% hak kelola. Sedangkan mitranya yakni Petrochina sebanyak 30% dan PHE sebesar 25%.
ConocoPhillips sebenarnya juga telah menghentikan operasional Blok South Jambi B. Alasannya cadangan sudah menipis.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher pernah mengatakan produksi Blok South Jambi B sudah berhenti 9 Desember 2012. “Sudah tidak ekonomis untuk diproduksikan," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (14/12).
(Baca: PetroChina Ajukan Minat Kelola Blok South Jambi B)
Berdasarkan data Kementerian ESDM, kontrak PSC Blok South Jambi B pertama kali ditandatangani pada 1990. Wilayah kerjanya seluas 594 mil persegi di darat (onshore), Jambi. Produksi gas lapangan pertama dimulai pada 2004. Gas dari blok tersebut disuplai ke Pte.Ltd melalui jalur pipa TGI Singapura.