Enam Sumur di Jambaran-Tiung Biru Akan Dibor Tahun Depan

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ilustrasi.
18/4/2018, 20.42 WIB

Peletakan batu pertama Proyek Jambaran Tiung Biru di Desa Bandungrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sudah dilakukan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017. Proyek ini memiliki kapasitas produksi mencapai 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Biaya investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 1,547 miliar atau sekitar Rp 20,5 triliun. Jumlah ini belum termasuk pembangunan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer dengan investasi US$ 515 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Harapannya proyek ini dapat mulai berproduksi pada awal 2021.

Nantinya produksi gas yang dihasilkan melalui enam sumur akan diolah melalui GPF (gas processing facilities). Dari rata-rata produksi sebesar 330 MMSCFD, GPF memisahkan kandungan karbon dioksida (CO2) dan Hidrogen Sulfida (H2S), sehingga menghasilkan gas yang dapat dijual sebesar 172 MMSCFD.

Untuk menyalurkan gas dari Lapangan ini, pipa transmisi Gresik-Semarang akan dibangun oleh Pertamina Gas. Diharapkan industri berbasis gas dapat tumbuh di sepanjang pipa transmisi yang melintasi tujuh kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut.

(Baca: Pertamina EP Cepu Mulai Bor Sumur di Jambaran Tiung Biru Tahun Depan)

Gas hasil produksi Lapangan Jambaran Tiung Biru dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dengan harga US$ 7,6 per MMBTU. Hal ini ditandai dengan ditekennya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) di Ruang Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta, 13 November 2017.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia