Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melelang 26 blok minyak dan gas bumi/migas periode 2018. Ini merupakan lelang kedua yang digelar pemerintah dengan menggunakan skema gross split. Skema gross split sebelumnya diterapkan pada lelang tahun 2017.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan 26 blok migas itu terdiri dari 24 blok migas konvensional dan dua blok migas nonkonvensional. “Kami berharap lelang ini bisa terjual seperti yang lalu, paling tidak 50%," kata dia dalam acara pembukaan lelang blok migas 2018 di Jakarta, Senin (19/2).

Untuk mencapai harapan itu, Kementerian ESDM berupaya membuat proses lelang semenarik mungkin. Salah satunya dengan memberikan akses data kepada investor yang berminat atas 26 blok tersebut.

Jika pun data yang diberikan kurang, investor bisa memintanya melalui Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial atau Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Tunggal. "Hal-hal yang sesuai dengan data apa pun akan kami berikan. Jadi analisanya lebih komprehensif," kata Arcandra.

Adapun mekanisme lelang menggunakan penawaran langsung dan reguler. Untuk penawaran langsung terdiri dari lima blok konvensional, dan dua blok nonkonvensional. Sedangkan lelang reguler terdiri dari 19 blok migas konvensional.

Ego Syahrial mengatakan, akses dokumen lelang untuk penawaran langsung berlangsung sejak 19 Februari hingga 27 Maret 2018. Sementara itu, pengajuan dokumennya dimulai sejak 22 Februari hingga 29 Maret 2018. Masa lelangnya berlangsung sekitar 40 hari.

Untuk skema lelang reguler , akses dokumen berlangsung mulai 19 Februari hingga 7 Juni 2018, sementara jadwal pengajuan dokumen dimulai sejak 22 Februari sampai 9 juni 2018. Masa lelangnya sekitar 120 hari.

Menurut Arcandra, investor yang mengikuti lelang harus memenuhi komitmen pasti dan bonus tanda tangan. "Blok ini kan sisa-sisa blok 2015-2016 yang tidak laku, kemudian diterminasi, ada juga yang hasil joint study, " kata dia.

Tanggapan Kontraktor Migas

Pada pembukaan lelang kali ini, dihadiri oleh sejumlah pelaku industri hulu migas. President & General Manager Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengaku masih belum bsia memutuskan akan ikut lelang atau tidak. "Nanti lah kami hitung dulu, kan semua opportunity dilihat dong," kata dia.

Sementara Country Chairman Petronas Indonesia Mohamad Zaini Md Noor masih mengevaluasi blok-blok yang dilelang tahun ini. “Kami akan participate. Kami perlu hitung evaluasi tekniknya," ujar dia.

Vice President Bisnis EMP Bambang Istadi mengatakan lelang migas di Indonesia mengatakan ada sejumlah faktor yang dilihat investor sebelum memutuskan ikut lelang blok. Faktor tersebut di antaranya prospek geologi dan kebijakan fiskal di negara tersebut; termasuk aturan-aturan yang dapat menghambat investasi.

Bambang menilai kontrak gross split juga kemungkinan dapat menarik, apalagi kontrak baru ini menjadi terobosan pemerintah untuk menekan pengembalian biaya operasi (cost recovery)."Saya melihat begini, kalau pake sistem cost recovery kan harus ke DPR, tapi Gross Split sudah tidak harus begitu banyak campur tangannya mungkin ada kelebihan di situ," kata dia.

(Baca: Pertamina Berpeluang Dapat 15% Hak Kelola dari Pemenang Lelang Blok)

Sementara itu Direktur Eksektutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolijn Wajong mengatakan pihaknya menyambut positif lelang blok migas tahun ini, "Positif, pemerintah kan pak Wamen lebih baik kan, apalagi kalau ada pertanyaan silahkan, jadi membuka komunikasi kepada industri," kata dia.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia