Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi menandatangani akta inbreng pengalihan saham negara di tiga perusahaan pelat merah kepada PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero). Pengalihan saham ini menandai awal terbentuknya perusahaan induk (holding) BUMN sektor pertambangan.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengkonfirmasi, Menteri BUMN Rini Soemarno telah menandatangani akta inbreng tersebut. Namun, bukan berati holding tambang telah terbentuk.
Pembentukan holding secara resmi masih harus menunggu persetujuan dari pemegang saham lainnya. Nantinya, akta inbreng yang telah ditandatangani ini akan dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tiga BUMN. Ketiganya adalah PT Timah (Persero) Tbk., PT Antam (Persero) Tbk., dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
"Akta pengalihan itulah yang besok (29/11) dimintakan persetujuan RUPSLB masing-masing perusahaan," ujar Harry saat dihubungi Katadata, Jakarta, Selasa (28/11). (Baca: Aturan Holding Jadi Sentimen Positif Saham BUMN Tambang)
Jika disetujui dalam rapat besok, maka ketiga perusahaan tersebut akan menjadi anak usaha dari Inalum yang merupakan pimpinan holding BUMN tambang ini. Namun, Harry kembali menekankan meski melepas status BUMN, anak usaha dari holding ini tetap diperlakukan sama dengan BUMN untuk hal-hal yang sifatnya strategis.
Menurutnya, negara masih tetap memiliki kontrol terhadap tiga perusahaan tersebut, karena pemerintah masih memegang saham Seri A Dwiwarna melalui Inalum. Adapun terkait dengan audit, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memang hanya akan mengaudit perusahaan induknya (Inalum). BPK masih bisa mengaudit laporan tiga anak usaha juga tetap diaudit melalui laporan Inalum.
(Baca: Faisal Basri Kritik Holding BUMN Seperti Kawin Paksa)
Harry juga menilai pembentukan holding ini dinilai bisa semakin mengembangkan bisnis BUMN tambang yang tergabung di dalamnya. Dia pun optimistis dengan target menjadi salah satu perusahaan yang tercatat dalam 500 perusahaan terbaik dunia versi majalah Fortune atau 500 Fortune Global Company. Sinergi operasi pun segera dilakukan untuk mengejar target tersebut.