Anak Usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyiapkan anggaran sebesar US$ 511,6 juta atau sekitar Rp 6,9 triliun untuk kegiatan Blok Offshore North West Java (ONWJ) tahun 2018. Anggaran ini meningkat dibandingkan anggaran tahun ini yang hanya US$ 451 juta.
Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan dana US$ 511,6 juta itu terdiri dari Anggaran Biaya Investasi (ABI) sebesar US$ 230,6 juta dan Anggaran Biaya Operasi (ABO) US$ 281 juta. Sedangkan ABI tahun ini sebesar US$ 189 juta. Sedangkan ABO tahun ini sebesar US$ 262 juta. "Ini naik dari tahun ini," kata dia kepada Katadata, Senin (20/11).
PHE akan menggunakan dana tersebut untuk mengebor satu sumur eksplorasi dan sembilan sumur pengembangan. Selain itu akan mengebor ulang lima sumur dan melakukan enam pekerjaan terkait penggantian pipa di Blok ONWJ.
Dengan kegiatan itu, harapannya bisa menjaga produksi Blok ONWJ atau bahkan meningkat. Namun Gunung belum bisa merinci target produksi migas Blok ONWJ tahun depan.
Berdasarkan situs resmi Pertamina, sejak awal tahun hingga Juli 2017, PHE ONWJ mencatatkan produksi minyak sebesar 33.000 barel minyak per hari (BPH). Sedangkan produksi gas bumi mencapai 126.8 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Blok ONWJ merupakan salah satu blok lepas pantai tertua di Indonesia. Blok ini mulai berproduksi tahun 1971. Setelah beroperasi 30 tahun, PHE pun mendapatkan perpanjangan dari pemerintah untuk mengelola blok tersebut.
Sejak berakhir kontrak 18 Januari 2017 lalu, kontrak blok ini pun berubah dari kontrak bagi hasil yang menggunakan cost recovery (pengembalian biaya operasional) menjadi Gross Split dan berlaku efektif sejak 19 Januari 2017 dengan jangka waktu kontrak selama 20 tahun.
(Baca: Aturan Segera Terbit, ONWJ Jadi Blok Migas Pertama Pakai Gross Split)
Dengan perubahan skema itu, ONWJ merupakan blok migas pertama yang menggunakan kontrak bagi hasil Gross Split. Adapun, Pertamina Hulu Energi mendapatkan bagi hasil minyak sebesar 57,5%, dan gas 62,5%. Sisanya menjadi bagian untuk negara.
*Catatan Redaksi: Sebelumnya tertulis ABI tahun 2018 sebesar US$ 230,6 juta. Sehingga total investasi US$ 509 juta.