PT Pertamina (Persero) tidak akan mengeluarkan dana untuk pembangunan kilang minyak baru di Bontang, Kalimantan Timur. Semua pendanaan kilang Bontang nantinya akan dilakukan pihak swasta yang akan menjadi mitra Pertamina.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ardhy N. Mokobombang mengatakan strategi itu diambil dengan pertimbangan kondisi keuangan perusahaan. "Karena beban finansial, jadi semuanya ditanggung investor,” kata dia kepada Katadata, Kamis (2/11).
Menurut Ardhy, skema ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari beberapa calon mitra Pertamina. Hanya, hingga saat ini belum bisa diumumkan siapa calon mitra tersebut.
Yang jelas, meskipun tidak mendanai, Pertamina tetap mendapatkan keuntungan dari proyek Kilang Bontang tersebut. Ini karena perusahaan pelat merah ini tetap membantu mitra dari aspek teknikal dan pemasaran bersama mengenai produk hasil kilang.
Namun, Pertamina tidak menggaransi akan menyerap produk hasil kilang Bontang tersebut. “Kami tidak lagi memberikan jaminan offtake karena makin melemahkan kinerja keuangan Pertamina," kata Ardhy.
Walaupun, tidak mendanai proyek tersebut, Ardhy berharap Pertamina bisa mendapatkan hak kepemilikan 5-10% sebagai saham merah putih. Angka itu lebih kecil dari target awal yakni 30%.
Untuk nilai investasinya, Ardhy belum bisa memastikan jumlahnya. Ini sangat tergantung pada kompleksitas kilang. Jika proyek tersebut hanya untuk pengolahan maka membutuhkan dana US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar. Sedangkan jika ada petrokimia nilainya US$ 15 miliar sampai US$ 20 miliar.
(Baca: India Tertarik Garap Proyek Kilang Bontang)
Adapun dari data terbaru Pertamina, kilang ini diharapkan bisa beroperasi pada 2025. Jadwal itu mundur dari rencana sebelumnya yakni 2024.