PT Saka Energi Indonesia berencana mengebor beberapa sumur pengembangan tahun depan. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero)/PGN di tahun 2018.
Direktur Utama Saka Tumbur Parlindungan mengatakan pengeboran sumur tersebut salah satunya dilakukan di Blok Pangkah, Jawa Timur. "Itu 5-10 sumur," kata dia di Jakarta, Rabu (1/11).
Namun Tumbur belum bisa memperkirakan jumlah investasi yang akan dikeluarkan perusahaannya untuk mengebor sumur tersebut. Alasannya hingga kini perusahaan masih membahas program kerja dan anggaran (WP&B) 2018 dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Adapun dalam pembahasan WP&B tahun depan itu, Saka menargetkan adanya peningkatan produksi migas di tahun depan dibandingkan saat ini. "Semoga bisa naik 10%," kata Tumbur.
Sepanjang sembilan bulan terakhir, Saka mencatatkan realisasi produksi migas sebesar 55 ribu sampai 57 ribu barel setara minyak per hari (bsmph). Padahal periode yang sama tahun lalu hanya 34 ribu bsmph. Adapun target tahun ini sekitar 50 ribu bsmph.
Produksi itu meningkat karena Saka juga memiliki hak kelola 11,67% di proyek Jangkrik. Adapun produksi proyek Jangkrik saat ini sekitar 605 hingga 605 mmscfd atau setara sekitar 100 ribu bsmph. “Kami juga ada produksi dari Jangkrik," kata Tumbur.
Selain Proyek Jangkrik, peningkatan produksi Saka berasal dari lapangan migas di luar negeri yakni Fasken Area di Amerika Serikat. Sayangnya Tumbur belum mau merinci jumlah produksi dari Fasken.
Ada juga beberapa lapangan lainnya yang mendukung peningkatan produksi Saka tahun ini. Blok tersebut di antaranya adalah Bangkanai yang ada di Kalimantan Tengah, Muriah dan Lapangan Bukit Tua di Blok Ketapang. (Baca: Naik 67%, Produksi Migas Saka Energi Sudah Lewati Target)
Saka juga optimistis, produksi migas tahun ini bisa meningkat. Bahkan hingga akhir tahun, target produksi migas bisa mencapai 60 ribu bsmph.