Namun, untuk Jakarta, sejak diluncurkan 4 Agustus 2016 hingga akhir Juli 2017 sudah terpasang 542. Jumlah itu akan terus meningkat hingga mencapai 1.000 di akhir tahun nanti. "Nanti akan kami kejar. Karena semakin banyak motor dan mobil listrik itu pasti akan kita perbanyak SPLU, seperti di mall atau kantor," kata Sofyan.

Managing Director PT Gesits Technologies Indo Harun mengatakan perusahaannya akan mematok harga motor listrik tersebut sekitar Rp 16-17 juta per unit. Motor ini juga 95% berasal dari konten lokal. Hanya sel baterai yang masih impor, sebab belum tersedia di Indonesia. 

Harun menjelaskan kapasitas baterai untuk motor tersebut sebesar 5.000 watt jam (wh) dengan jenis baterai lithium lon.  Dalam kondisi baterai terisi daya penuh GESITS mampu menempuh jarak 80-100 kilometer (km) dengan kecepatan maksimum mencapai 100 Km/jam. Adapun  masa pengisian daya baterai berlangsung selama 3-4 jam hingga penuh. 

Motor tersebut juga didesain bisa melakukan tukar (swap) baterai. "Kami bikin sistem swap baterai. Itu akan dibantu PLN atau Pertamina nantinya," kata Harun.

Dengan sistem swap itu, pengendara cukup mengganti baterai di SPLU tanpa harus menunggu waktu mengisi ulang daya.  Disamping itu biaya penggunaan motor listrik akan lebih murah dan efisien jika konsep tukar baterai tersebut bisa diaplikasikan di banyak SPLU. 

Motor ini akan dipasarkan secara masal sebanyak 50 ribu unit mulai kuartal dua tahun depan. Adapun produksi motor tersebut ini melibatkan institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Garansindo Group, dan PT Wijaya Karya Konstruksi (Wikon).

Motor ini tercipta dari hasil tangan dua kelompok mahasiswa dan mahasiswi institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang dipimpin oleh Dr. M. Nur Yuniarto. Mereka mendapat dukungan dari Garansindo Group dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.

Halaman: