PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN  menargetkan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Lapangan Jambaran Tiung Biru dengan PT Pertamina (Persero) bisa terlaksana bulan ini. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah kedua belah pihak menyepakati harga jual gas bulan lalu.

Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Bumi PLN Chairani Rachmatullah mengatakan penandantanganan PJBG rencananya dilakukan tepat perayaan Hari Listrik Nasional (HLN) yang ke-72 bulan ini. "Kami jadwalkan pas pembukaan pameran HLN tanggal 28 September 2017," kata dia kepada Katadata, pekan lalu.

(Baca: Jalan Panjang Kesepakatan Harga Gas Proyek Tiung Biru US$ 1,5 Miliar)

Sejauh ini persiapan menuju penandatanganan PJBG sudah selesai. Apalagi PLN dan Pertamina sudah menyepakati harga jual gasnya.

Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani juga membenarkan hal tersebut. "Insyaallah bulan ini," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9).

Pertamina dan PLN sebelumnya bersepakat harga gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru sebesar US$ 7,6 per mmbtu tanpa eskalasi atau tetap selama 30 tahun. PLN akan menyerap 100 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Proyek ini targetnya bisa beroperasi 2020, atau paling lambat awal 2021. 

Di sisi lain, saat ini PT Pertamina EP Cepu sebagai operator lapangan tersebut juga tengah menyelesaikan akuisisi hak kelola ExxonMobil. Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Adriansyah berharap proses tersebut bisa selesai bulan ini.

(Baca: Exxon dan Pertamina Sepakat Harga Hak Kelola Jambaran-Tiung Biru)

Setelah proses akuisisi selesai maka dilanjutkan dengan penandatanganan PJBG antara PEPC dan induk usahanya, lalu dilanjutkan PJBG antara Pertamina dengan PLN.  "Kami berharap business to business dengan Exxon bisa selesai sebelum tanggal 28 September 2017," ujar dia pekan lalu.